SURABAYA (Lentera) -Anggota DPRD Jawa Timur mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap sikap eksklusivisme yang dapat berkembang menjadi ekstremisme dan radikalisme.
Hal ini disampaikan Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim, Yordan M. Batara-Goa, yang menilai eksklusivisme sebagai ancaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat.
“Eksklusivisme itu bisa mengakibatkan seseorang menjadi ekstremis, yang berarti dia menganggap yang lainnya salah. Nah, kalau dibiarkan dia bisa menjadi terorisme, yang menggunakan alat kekerasan untuk meniadakan yang lain,” ungkap Yordan, Minggu (19/10/2025).
Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Jatim itu menjelaskan bahwa eksklusivisme merupakan sikap yang menolak keberagaman, sehingga individu atau kelompok menjauh dari lingkungan sosial. Menurutnya, kondisi ini berpotensi menumbuhkan rasa permusuhan jika tidak ada ruang perjumpaan antarkelompok.
“Ketika kita tidak mengalami perjumpaan dengan yang lain, maka kita bisa memiliki rasa jengkel, kita bisa memiliki rasa memusuhi,” jelasnya.
Ia juga menyoroti data yang menunjukkan bahwa meskipun paham radikal hanya dianut oleh sekitar 0,4% masyarakat, jumlah tersebut tetap harus menjadi perhatian serius.
“Kaum radikalisme cuma 0,4 persen. Tapi angka itu setara dengan 600 ribu orang, satu dari empat mahasiswa, satu dari empat pelajar SMA, satu dari lima pegawai, satu dari lima PNS, satu dari 10 karyawan BUMN, tidak setuju dengan Pancasila,” tuturnya.
DPRD Jatim mendorong pemerintah dan masyarakat untuk aktif membangun ruang interaksi lintas agama dan etnis guna memperkuat toleransi serta mengikis potensi intoleransi. Yordan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tetap waspada dan tidak menganggap remeh potensi radikalisme di tengah kehidupan sosial.
“Angka ini harusnya membuat kita sadar, membuat kita waspada,” pungkasnya. (ADV)
Reporter: Pradhita|Editor: Arifin BH




.jpg)
