
MALANG (Lentera) - Alun-alun Merdeka Kota Malang kini tengah bersolek. Melalui program revitalisasi yang didukung dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jatim, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang memastikan ruang publik ikonik tersebut akan tampil lebih nyaman dan ramah keluarga.
Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Matondang, menjelaskan proses perencanaan revitalisasi kawasan Alun-alun Merdeka sudah dimulai sejak Februari 2024. Setelah melalui tahap koordinasi dan penyusunan desain teknis, pelaksanaan resmi dimulai pada Kamis (9/10/2025) dengan penandatanganan kesepakatan kerja dan penutupan sementara area taman.
"Revitalisasi Alun-alun Merdeka ini merupakan bantuan CSR dari Bank Jatim. Rencana kegiatan pekerjaan selama 105 hari, dan karena bukan anggaran APBD, penyelesaiannya tidak harus di akhir tahun. Ditargetkan rampung pada awal Januari 2026," ujar Raymond, Rabu (15/10/2025).
Dalam pelaksanaan revitalisasi tersebut, Raymond menjelaskan, pekerjaan akan fokus pada area playground atau taman bermain anak-anak. Saat ini, menurutnya terdapat dua area bermain yang kondisinya mulai rusak dan berkarat, sehingga perlu diperbarui agar lebih aman dan menarik bagi anak-anak.
Selain itu, area air mancur juga menjadi bagian yang direvitalisasi. Jika sebelumnya berbentuk kolam, nantinya air mancur akan diubah menjadi area yang lebih interaktif dan aman untuk dimainkan anak-anak.
"Air mancur nanti bentuknya hampir mirip pohon beringin. Posisinya bisa untuk bermain anak-anak, jadi tidak lagi di dalam kolam seperti sebelumnya," katanya.
DLH juga menyiapkan ruang laktasi bagi ibu menyusui di sekitar area taman, sehingga para orang tua yang menunggu anak-anak bermain dapat beraktivitas dengan lebih nyaman.
"Selain area bermain dan air mancur, kami juga memperhatikan fasilitas umum seperti toilet dan ruang laktasi. Harapannya, Alun-alun Merdeka bisa menjadi ruang publik yang benar-benar ramah keluarga," tambahnya.
Lebih lanjut, dikatakannya, pekerjaan revitalisasi juga mencakup sejumlah fasilitas penunjang lain, seperti perataan paving yang mulai bergelombang, pengecatan ulang lampu taman, dan pembersihan area sekitar kandang burung merpati agar tampak lebih rapi.
"Ini lebih ke perbaikan dan pemeliharaan, jadi tidak mengubah secara signifikan. Empat titik bangunan yang dulu dijadikan perpustakaan tetap dipertahankan. Begitu juga dengan lampu-lampu taman, hanya diperbaiki dan dicat kembali," katanya.
Selama proses pengerjaan berlangsung, seluruh area Alun-alun Merdeka ditutup untuk sementara waktu. Penutupan dilakukan secara total dengan pemasangan banner di sekeliling taman demi menjaga keamanan masyarakat.
Raymond juga mengimbau masyarakat agar sementara waktu memanfaatkan ruang terbuka hijau lain di kota ini untuk beraktivitas atau bersantai. "Kami berharap masyarakat menyesuaikan dan bisa berkunjung ke taman-taman lain seperti Taman Bundar, Taman Slamet, atau Taman Merbabu," jelasnya.
Dalam proses revitalisasi ini, DLH juga terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait mengenai penataan pedagang kaki lima (PKL). Prinsipnya, taman kota diupayakan tetap bersih dari aktivitas perdagangan agar fungsi utamanya sebagai ruang publik dapat terjaga dengan baik.
"Taman itu seharusnya bersih dari PKL. Ke depan masih akan dilakukan koordinasi dengan stakeholder terkait untuk pengaturan PKL di sana," pungkasnya. (ADV)
Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati