13 October 2025

Get In Touch

Simulasi Karya Doktor ITS Tawarkan 2 Platform Ojol Secara Bersamaan

Dr Dyah Herawatie MSi saat memaparkan disertasinya dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor di Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS.
Dr Dyah Herawatie MSi saat memaparkan disertasinya dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor di Departemen Teknik Sistem dan Industri ITS.

SURABAYA (Lentera)– Lulusan program doktoral Departemen Teknik Sistem dan Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr Dyah Herawatie MSi, berhasil mengembangkan model simulasi untuk menganalisis keuntungan dan dampak penggunaan dua platform ojek online (ojol) secara bersamaan. 

Riset ini menyoroti dinamika persaingan di pasar transportasi daring yang kian kompleks di Indonesia.

Fenomena penggunaan lebih dari satu aplikasi transportasi daring oleh mitra pengemudi (multi-homing) dinilai berpengaruh besar terhadap operasional perusahaan dan kesejahteraan pengemudi. 

Berangkat dari kondisi tersebut, Dyah menyusun disertasi berjudul Pengembangan Model Kompetisi Antar Platform di Pasar Ride-Hailing Berbasis Sepeda Motor.

Dalam penelitiannya, dosen Universitas Airlangga (Unair) ini menggunakan pendekatan Agent-Based Modeling & Simulation (ABMS) yang dikombinasikan dengan sistem informasi geografis (GIS). Kombinasi metode ini memungkinkan simulasi perilaku pengemudi dan penumpang secara lebih realistis dan dinamis.

“Model ini bisa menampilkan berbagai skenario untuk menemukan strategi paling menguntungkan bagi pengemudi ojol,” kata Dyah, Senin (13/10/2025).

Model yang dikembangkan Dyah mencakup beberapa aspek utama, seperti strategi reaktif pengemudi, mode jelajah, dan radius broadcast area yang ditetapkan oleh platform. Berbagai skenario disimulasikan untuk menilai dampak perubahan strategi terhadap keuntungan, efisiensi layanan, dan kepuasan pengguna.

Hasilnya, pada skenario platform tunggal, strategi paling menguntungkan bagi pengemudi adalah menerima semua pesanan, dengan radius optimal broadcast area sekitar dua hingga tiga kilometer. Namun, hasil tersebut juga bergantung pada intensitas permintaan penumpang.

Sementara pada skenario dua platform, Dyah menemukan bahwa pengemudi yang menerapkan strategi multi-homing (MH) berpotensi memperoleh pendapatan lebih tinggi, terutama saat intensitas permintaan rendah hingga sedang. “Strategi MH memperluas akses penumpang, terutama pada platform yang kurang dominan di pasar,” jelasnya.

Temuan ini memberikan kontribusi signifikan bagi berbagai pihak. Bagi pemerintah, riset Dyah dapat menjadi rujukan dalam merumuskan kebijakan persaingan yang adil dan berkelanjutan. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini bisa menjadi dasar dalam merancang strategi operasional dan mitigasi risiko dari praktik MH.

Alumnus Statistika ITS angkatan 1987 ini menegaskan ke depam risetnya masih akan dikembangkan. Tahapan selanjutnya akan fokus pada analisis mendalam mengenai pengaruh proporsi pengemudi, variasi permintaan, dan strategi kompetisi antar platform terhadap kesejahteraan mitra dan struktur pasar.

Perjalanan studi Dyah tidak selalu mudah. Di tengah pandemi Covid-19, ia sempat mengalami gangguan kesehatan, namun tetap berkomitmen menyelesaikan penelitiannya berkat dukungan keluarga, promotor, dan rekan sejawat.

Tak hanya itu, penelitian ini turut berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. 

"Dengan fokus pada kesejahteraan pengemudi dan optimalisasi operasi, model simulasi ini diharapkan dapat menjadi alat perumusan strategi peningkatan pendapatan mitra ojol di Indonesia," tutupnya.

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.