10 October 2025

Get In Touch

Teknologi Akuaponik Karya Mahasiswa Politeknik Elektronik Negeri Surabaya Cocok untuk Urban Farming

Mahasiswa PENS saat mempresentasikan inovasinya di hadapan komunitas Inisiatif Bangkalan. (Dok.pribadi)
Mahasiswa PENS saat mempresentasikan inovasinya di hadapan komunitas Inisiatif Bangkalan. (Dok.pribadi)

SURABAYA (Lentera)- Dua mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) berhasil mengembangkan inovasi teknologi ramah lingkungan yang diberi nama APENS-IoT.

Inovasi karya Dafit Ody Endriantono dan M. Krisnanda Vilovan, ini merupakan sistem berbasis Internet of Things (IoT) untuk memantau kondisi tanaman sekaligus mengatur pakan ikan secara otomatis dalam sistem akuaponik.

Ody bercerita, pada pertengahan Agustus lalu, mereka berkesempatan mempresentasikan inovasinya di hadapan komunitas Inisiatif Bangkalan serta sejumlah penggiat hidroponik di wilayah tersebut. 

Tak disangka, kegiatan tersebut menjadi momentum penting bagi keduanya untuk mengembangkan sistem agar lebih aplikatif bagi petani pemula.

"Setelah kami memaparkan cara kerja sistem sembari berdiskusi, kami dapat banyak masukan mulai dari kebutuhan adaptasi lingkungan hingga penyederhanaan sistem bagi pengguna pemula," kata Ody, Jumat (10/10/2025).

Meskipun APENS-IoT sudah diimplementasikan di kebun SerPis, Jemursari, Surabaya, kondisi lingkungan Bangkalan yang berbeda menuntut beberapa penyesuaian teknis.

Ody dan tim pun akhirnya melakukan sejumlah penyesuaian mulai dari meningkatkan stabilitas dan daya tahan sistem prototipe, agar lebih tahan terhadap gangguan teknis setelah penggunaan berulang.

Memutakhirkan pemantauan berbasis aplikasi, sehingga seluruh fitur kini terhubung secara penuh melalui jaringan IoT.

"Selain itu, kami juga menyiapkan buku panduan (manual book) untuk petani akuaponik pemula. Buku ini berisi panduan sederhana mulai dari cara menanam, memilih bibit, hingga menentukan takaran pakan ikan yang ideal," tuturnya.

Ia menilai, edukasi teknologi pertanian urban sangat penting untuk membangun kemandirian pangan di masyarakat. Jika sistem seperti APENS-IoT bisa diterapkan secara luas, hasil pertanian dan perikanan urban bisa menjadi komoditas bernilai ekonomi tinggi.

“Saya sangat bersyukur diberi kesempatan mempresentasikan inovasi ini. Tidak hanya dapat umpan balik, tapi juga banyak belajar dari para pelaku pertanian urban di Bangkalan,” ucapnya.

Meski sudah dua bulan berlalu, komunikasi Ody dengan komunitas Inisiatif Bangkalan masih terjalin baik. “Kami masih saling berbagi informasi dan update hasil perbaikan APENS-IoT. Semoga ke depan bisa kembali berkolaborasi langsung di lapangan,” pungkasnya.

Sementara itu, pengurus Inisiatif Bangkalan, Ardhan Izzanul, mengaku antusias dengan sistem APENS-IoT karena memadukan pertanian dan peternakan ikan dalam satu ekosistem yang efisien dan otomatis.

“Konsep urban farming seperti ini sangat potensial diterapkan di Bangkalan. Kami ingin masyarakat bisa menjadi petani urban yang mandiri memenuhi kebutuhan sayur, buah, bahkan sumber protein dari ikan,” tutupnya.

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.