
Jember- Meski ribuan petani tidak jadi demo turun ke jalan lantaran wabah corona, namun perwakilan petani di Jember tetap menyampaikan sikap atas kelangkaan stok pupuk bersubsidi di Jember. Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro bahkan berani tampil seorang diri didepan kantor Pemkab Jember mendesak kebijakan pemerintah setempat agar segera merealisasikan pupuk bagi petani.
"Sudah tiga bulan ini pupuk langka di Jember, kalau tidak segera dipupuk maka tanaman pertanian akan rusak ketika masa panen dan harga komoditas bisa jeblok. Kita minta Dinas Pertanian agr merealisasikan janjinya agar stok pupuk segera didistribusikan ke petani di Jember," kata Jumantoro, Kamis (27/8). Demo tungal Jumantoro dilakukan dengan duduk di atas mobil minibus yang ditempeli poster keluhan petani antara lain berbunyi ; Pupuk Subsidi tidak ada, Petani menderita, Tolak Kartu Tani, bikin petani merugi, Harga Komoditi pertanian hancur lebur, pemerintah mabur,.
Jumantoro menambahkan, beberapa sebelum rencana aksi turun ke jalan, HKTI bersama KTNA bertemu Bupati, Dandim, Kapolres dan Dinas Pertanian dan para pejabat berjanji akan segera meralisasikan pupuk pada petani. Hasil rapat itu antara lain, pertama, sisa pupuk urea sejumlah 2.159 ton yang seharusnya diperuntukkan sampai dengan Bulan Desember, akan direalisasikan pada Bulan Agustus 2020. Kedua, kebutuhan pupuk urea selanjutnya dalam pembahasan dengan MoU Pemkab dengan produsen PT. Pupuk Kaltim dan Petrokimia Gresik. Ketiga, dana (DID) yang sudah tersedia untuk alokasi pupuk urea Rp 3,6 M (miliar) dan keempat, Juklak (petunjuk pelaksanaan) akan dibahas selanjutnya.
"Jika Pemkab Jember untuk merealiasikan pupuk pada petani meleset, kami tetap akan demo yang lebih besar lagi. Ini salah Pemkab Jember terlambat menyusun e-RDKK, sehingga menyebabkan kuota pupuk bersubsidi di Jember merosot" tandas Jumantoro. Setelah melakukan orasinya di depan Kantor Pemkab Jember. Jumantoro pun melanjutkan kegiatannya menyusul rekan-rekan petani lainnya, dari gapoktan dan Organisasi petani seperti HKTI dan KTNA di Kantor Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Sementara Nur Salim utusan PT Pupuk Kalimantan Timur untuk wilayah Jember berkata, yang bisa dilakukan adalah mengoptimalkan sisa pupuk subsidi yang tersedia. Alokasi pupuk subsidi jenis Urea pada tahun 2020 hanya 47.018 ton. Stok itu jauh dibawah tahun 2019 lalu yang mencapai 90.975 ton Urea. “Penyaluran urea 42.670 ton, jadi sisa 4.348 ton. Kita berharap ada tambahan subsidi. Namun kalau tidak ada, Pupuk Kaltim akan menyediakan pupuk nonsubsidi Urea Daun Buah dan NPK Pelangi,” terangnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jember Mad Satuki mengatakan, pihaknya akan meneruskan keluhan itu ke ke Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Pihanya mengakui soal berkurangnya Alokasi Pupuk Subsidi di Jember. “Selain itu pupuk bersubsidi ada tidak meratanya input data petani pada Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK). Iini yang berkaitan dengan alokasi pupuk Subsidi yang berkurang di Jember,” ungkapnya. Dia menambahkan, kondisi kelangkaan pupuk ini juga terjadi di tingkat nasional. Tidak hanya di kabupaten. (mok)