04 October 2025

Get In Touch

Produk Cerutu Jember Menembus Pasar dari Eropa hingga Amerika

Sejumlah pekerja nampak mengolah tembakau untuk dijadikan cerutu brand BIN Cigar di pabrik yang berlokasi di Desa Jubung Kecamatan Sukorambi, Jember.
Sejumlah pekerja nampak mengolah tembakau untuk dijadikan cerutu brand BIN Cigar di pabrik yang berlokasi di Desa Jubung Kecamatan Sukorambi, Jember.

JEMBER (Lentera) - Produk olahan tembakau khas Jember berupa cerutu kembali mencuri perhatian di pasar internasional. Lewat kiprah brand cerutu BIN Cigar, produsen cerutu kelas premium ini terus memperluas jangkauan ekspornya dari negara-negara Eropa hingga Amerika. 

Perusahaan ini didirikan sekitar tiga dekade lalu oleh almarhum Abdul Kahar Muzakir, tokoh yang berperan besar dalam mengembangkan varietas tembakau Havana Kuba di tanah Jember. Langkah Abdul Kahar membudidayakan tembakau Kuba menjadi titik awal sejarah baru industri cerutu Indonesia.

Tembakau tersebut dikenal dengan kelembutan rasa dan karakter khasnya, dan mampu beradaptasi dengan kondisi tanah Jember tanpa kehilangan keaslian.

Komisaris Cerutu BIN sekaligus Owner, Febrian Ananta Kahar, menyampaikan bahwa bahan baku dan proses produksi telah memenuhi standar internasional.

“Bahan baku sudah teruji, kemudian sebagai pabrikan kita sudah ISO. Perkembangan pasar kami cukup pesat, hampir setiap tahun ada negara baru yang masuk. Yang terakhir, insyaallah Amerika segera bergabung dalam daftar tujuan ekspor. Saat ini sudah ada 12 negara, dan dengan masuknya Amerika maka pasar kami akan semakin luas,” ujar Febrian Kajar di pabrik BIN Cigar Jember. 

Rata-rata produksi cerutu BIN Cigar mencapai 2.000 hingga 10.000 batang per hari. Namun, cerutu tidak langsung didistribusikan setelah diproduksi.

Produk harus melalui proses penyimpanan selama 6 bulan hingga 1 tahun agar kualitas rasa, daya bakar, dan aroma tetap terjaga sebelum dikirim ke berbagai negara.

Febrian Kahar juga menjelaskan, tantangan utama perusahaan adalah menjaga trust dan taste serta kepercayaan pasar global.

“Begitu ada keluhan, kepercayaan bisa hilang. Karena itu QC (quality control) kami sangat ketat, mulai dari tahap awal hingga sebelum pengiriman. Saat ini tingkat reject masih di kisaran 10–20 persen sehari. Namun kami terus menekannya sesuai standar ISO agar tidak lebih dari 10 persen,” terang pemilik Cafe Tebing dan Taman Botani Jember ini. 

Pertumbuhan BIN Cigar terbilang pesat meski usianya baru 13 tahun. Perusahaan mendapat dukungan dari pemerintah daerah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta Kementerian Perdagangan dan Kementerian Luar Negeri. Sejumlah merk cerutu yang turut populer khas Jember lainnya juga nampak diantaranya Dwipa Nusantara, Besuki Raya Cigar, Mangli Djaya Raya, dan lainnya. 

Dukungan tersebut terlihat dalam berbagai promosi internasional, termasuk melalui 27 kedutaan besar Indonesia yang menjadi mitra aktif memperkenalkan cerutu Jember ke mancanegara.

“Semua tenaga kerja kami berasal dari Jember. Karena Jember memang istimewa, tanahnya subur, airnya melimpah, dan tenaga kerjanya rajin. Tidak berlebihan bila kualitas cerutu dari Jember bisa disandingkan dengan Kuba,” tegas Febrian.

Sementara Bupati Jember Fawait menyampaikan, produk cerutu khas Jember ini akan terus didukung Pemkab Jember agar menjadi produk andalan dan populer serta memiliki pasar yang  bagus baik lokal, nasional maupun internasional.

"Kami selalu memberikan cinderamata pada tamu kita cerutu khas ini. Selain para menteri juga ada artis Ahmad Dani dan Deny Cak Nan sudah mencoba cerutu ini di pendopo Jember, " ujar Bupati Fawait. (ads)

Reporter: Moko

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.