Dampak Kericuhan Akhir Agustus di Kota Malang: Investasi Sempat Macet, Hunian Hotel Turun

MALANG (Lentera) - Aksi demonstrasi yang berujung kericuhan pada akhir Agustus 2025 lalu memberikan dampak bagi Kota Malang.
Tidak hanya membuat aktivitas pelayanan publik sempat terhenti, kericuhan tersebut juga berdampak pada iklim investasi dan sektor pariwisata, khususnya tingkat penghunian kamar (TPK) hotel.
"Kemarin itu sudah kami sampaikan waktu kami hearing dengan Komisi A. Bahwa isu demo akhir Agustus kemarin itu benar-benar membuat 2 minggu tidak ada orang mengurus (perizinan) apapun. Jadi (iklim investasi) macet total kemarin itu," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal, dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan, Kamis (2/10/2025).
Padahal, lanjut Arif, sesuai dengan arahan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, target investasi Kota Malang tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp3,1 triliun. Angka tersebut menjadi indikator iklim investasi di Kota Malang sejatinya masih dipercaya oleh para pengusaha.
Namun, gejolak sosial di akhir Agustus lalu membuat banyak pengusaha memilih menunda langkah investasi mereka. Kekhawatiran akan stabilitas keamanan menjadi alasan utama mereka mengambil sikap menunggu.
"Terkait dengan isu demo baik yang di Jakarta dan di sini juga, itu pengusaha nggenggam duitnya. Mungkin mereka mikirnya, kalau kami investasi kemudian chaos di Malang, bagaimana? Kan gitu," jelasnya.
Situasi stagnasi itu tidak hanya dirasakan di tingkat dinas perizinan, tapi juga di Mal Pelayanan Publik (MPP) Merdeka Kota Malang.
Arif menyebut, pelayanan di sejumlah instansi ikut menurun drastis, termasuk di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) yang biasanya paling ramai pemohon. "Biasanya di Disdukcapil itu paling banyak melayani. Tapi kemarin itu sepi," tuturnya.
Tak jauh berbeda, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, juga mencatat kericuhan demo akhir Agustus turut berimbas pada sektor pariwisata. Khususnya tingkat penghunian kamar (TPK) hotel.
"TPK hotel pada Agustus 2025 sebesar 50,15 persen. Atau turun 1,65 poin dibanding Juli 2025 sebesar 51,80 persen. Adanya demo berpengaruh terhadap TPK, meski pada Agustus ada beberapa event di Kota Malang," kata Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin.
Secara rinci, Umar menyebutkan, TPK hotel bintang pada Agustus tercatat 60,87 persen, menurun 1,67 poin dibanding Juli yang mencapai 62,54 persen. Sementara TPK hotel non bintang juga turun 1,67 poin, dari 38,67 persen pada Juli menjadi 37,00 persen di Agustus 2025.
Penurunan itu kontras dengan capaian bulan Juli yang relatif tinggi karena adanya Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025. "Juli memang tinggi salah satunya ada event Porprov, apalagi sewaktu awal bulan itu sedang ramai-ramainya," ujarnya.
BPS juga melaporkan rata-rata lama tamu menginap (RLTM) di Kota Malang selama Agustus 2025. Untuk hotel bintang mencapai 1,54 hari, sedangkan di hotel non bintang sebesar 1,22 hari.
"Secara keseluruhan, rata-rata lama menginap tamu di hotel bintang dan non bintang berada di angka 1,41 hari," paparnya.
Dalam kesempatannya, Umar juga menyampaikan komposisi tamu hotel di Kota Malang pada Agustus 2025 didominasi tamu nusantara sebanyak 94,81 persen. Sementara tamu mancanegara tercatat 5,19 persen.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais