03 October 2025

Get In Touch

Hidden Hunger, Ancaman Gizi yang Tersembunyi

Ilustrasi (pinstock)
Ilustrasi (pinstock)

SURABAYA (Lentera) - Istilah “hunger” sering dikaitkan dengan rasa lapar atau kekurangan makanan. Namun, hidden hunger berbeda dengan kondisi kelaparan pada umumnya. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah ini, dan seberapa besar dampaknya? Simak penjelasannya berikut.

Apa itu Hidden Hunger?

Hidden hunger, atau disebut juga dengan defisiensi mikronutrien, adalah salah satu bentuk kekurangan gizi atau malnutrisi pada anak.

Hidden hunger juga biasa disebut dengan kelaparan tersembunyi.
 
Ini terjadi ketika anak tidak mendapat asupan vitamin dan mineral esensial yang sesuai dengan kebutuhannya.

Vitamin dan mineral untuk anak yang dimaksud, yaitu zinc (seng), zat besi, yodium, kalsium, atau vitamin A, B, C, atau D.

Penelitian dari Lancet Reg Health Southeast Asia (2022) menunjukkan, sebagian besar kasus hidden hunger terkait dengan kekurangan zat besi, vitamin A, atau yodium pada anak.

Data Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan, sebanyak dua miliar orang atau sekitar satu dari tiga orang mengalami defisiensi mikronutrien.

Di Indonesia sendiri, satu dari tiga anak berisiko mengalami kekurangan zat besi, yang dapat mengganggu perkembangan otaknya (Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2017).

Kondisi ini sering memengaruhi anak-anak, terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupannya atau hingga usia 2 tahun.

Hidden hunger pada anak juga bisa terjadi bersamaan dengan bentuk malnutrisi lainnya. Kondisi ini dikenal dengan istilah triple burden malnutrition.

Bahaya Hidden Hunger

Mikronutrien itu sendiri berperan dalam proses tumbuh kembang anak serta membantu menjaga kesehatan anak, baik fisik maupun mental.

Kumpulan vitamin dan mineral ini memungkinkan tubuh untuk memproduksi enzim, hormon, dan zat lain yang dibutuhkan tubuh untuk bertumbuh dan berkembang secara normal.

Bila kebutuhan mikronutrien ini tidak terpenuhi, anak menjadi lebih rentan terhadap penyakit serta memiliki perkembangan fisik dan mental yang buruk.

Beberapa penyakit yang terkait defisiensi mikronutrien tertentu pun bisa terjadi.

Penyakit tersebut misalnya anemia pada anak akibat kekurangan zat besi dan vitamin B12, penyakit gondok akibat kekurangan yodium, rabun senja atau kebutaan karena kurangnya vitamin A, hingga stunting jika kekurangan seng.

Kekurangan vitamin A juga bisa meningkatkan risiko kematian pada anak yang mengalami penyakit infeksi parah, seperti campak atau diare pada anak.

Tanda Anak Alami Hidden Hunger

Dikutip dari World Health Organization (WHO), hidden hunger adalah masalah gizi besar di dunia, karena gejalanya bisa berdampak serius bagi kesehatan anak. Oleh karena itu, ada beberapa tanda yang perlu Bunda perhatikan:

Mudah Lelah

Anak yang mengalami hidden hunger sering tampak cepat lelah meski tidak banyak beraktivitas. Hal ini terjadi karena tubuhnya kekurangan energi dari zat gizi pentingnya.

Konsentrasi Menurun

Bunda mungkin melihat anak jadi sulit fokus saat sedang belajar atau bermain. Kekurangan mikronutrien dapat mengganggu fungsi otak anak sehingga konsentrasinya dapat menurun.

Pertumbuhan Terhambat

Salah satu tanda lain adalah tinggi atau berat badan anak tidak berkembang sesuai usianya, Bunda. Kondisi ini bisa muncul akibat defisiensi zat besi, zinc, atau vitamin D.

Sering Sakit

Anak dengan hidden hunger lebih mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuhnya menurun. Kekurangan vitamin A dan C, misalnya, membuat sistem imun tidak bekerja optimal.

Nafsu Makan Berkurang

Anak yang kekurangan mikronutrien juga sering kehilangan selera makannya sehingga asupan gizi hariannya semakin berkurang. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa bikin tubuh anak semakin lemah dan rentan sakit.

Sering Pusing atau Lemas

Bunda bisa memperhatikan bila anak sering mengeluh pusing atau tampak lesu. Kondisi ini bisa menjadi tanda anemia akibat kekurangan zat besi maupun vitamin B12 yang penting untuk tubuh.

Penyebab 

Mengutip dari Pakistan Journal of Health Sciences, hidden hunger terjadi karena tubuh kekurangan mikronutrien penting seperti vitamin D, vitamin B12, zat besi, yodium, hingga seng. Meski dibutuhkan dalam jumlah kecil, vitamin dan mineral ini sangat berperan besar untuk kesehatan anak.

Lebih dari 2 miliar orang di dunia masih mengalami kekurangan vitamin dan mineral. Kondisi ini membuat mereka rentan mengalami gangguan pertumbuhan dan kesehatan yang tidak optimal.

Faktor ekonomi juga punya peran penting, sebab rumah tangga dengan pendapatan rendah sering kali tidak mampu menyediakan makanan kaya vitamin A, yodium, zat besi, serta zat gizi lainnya. Akibatnya, anak jadi lebih sulit berkembang dengan baik dan tubuhnya rentan terhadap penyakit.

Cara Mengatasi 

Kondisi hidden hunger pada anak perlu diperhatikan dengan cermat karena tidak cukup hanya memberi makanan setiap harinya saja. Dengan langkah yang tepat, anak bisa tumbuh sehat, aktif, dan terhindar dari risiko kekurangan nutrisi penting.

Dikutip dari laman Our World in Data, terdapat tiga strategi utama yang bisa diterapkan untuk menekan masalah defisiensi mikronutrien pada anak.

Upaya pemenuhan kebutuhan gizi anak dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain pemberian suplemen gizi dalam bentuk pil, bubuk, atau cair yang langsung menyasar kebutuhan nutrisi anak; fortifikasi makanan dengan menambahkan zat gizi tertentu pada bahan pangan seperti sereal, susu, tepung, hingga beras; serta biofortifikasi, yaitu memperkaya kandungan vitamin dan mineral pada tanaman pangan, misalnya beras yang diperkaya dengan vitamin A.

Cara Mencegah

Simak beberapa cara efektif mencegah hidden hunger pada anak seperti dikutip dari beberapa sumber:

Makanan seimbang dan variatif

Untuk mencegah hidden hunger, pastikan anak mendapatkan pola makan seimbang yang kaya warna-warni buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak. Kombinasi ini membantu memenuhi kebutuhan mikronutrien penting bagi tumbuh kembangnya.

Makanan yang difortifikasi

Memberikan makanan yang diperkaya nutrisi, seperti susu dan sereal fortifikasi, dapat meningkatkan asupan vitamin dan mineral esensial anak. Bunda bisa menjadikannya bagian dari menu harian untuk mendukung kesehatan mereka.

Aktivitas di luar ruangan

Mendorong anak untuk bermain di luar ruangan bisa bantu tubuhnya dalam memproduksi vitamin D secara alami. Selain itu, paparan sinar matahari yang cukup mendukung pertumbuhan tulang dan kesehatannya.

Suplemen nutrisi jika diperlukan

Bagi anak yang pemilih makanan, pertimbangkan suplemen sesuai rekomendasi ahli gizi atau dokter anak. Langkah ini membantu memastikan anak tetap memperoleh nutrisi pentingnya tanpa mengurangi selera makannya. 

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.