02 October 2025

Get In Touch

BNPB: Empat Rumah Rusak Akibat Gempa Sumenep

Salah satu rumah warga yang rusak berat di Desa Gendang Barat, Kecamatan Gayam, Pulau Sepudi, Kabupaten Sumenep. (foto:ist/Kompas.com)
Salah satu rumah warga yang rusak berat di Desa Gendang Barat, Kecamatan Gayam, Pulau Sepudi, Kabupaten Sumenep. (foto:ist/Kompas.com)

JAKARTA (Lentera) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, empat rumah rusak akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025) malam. 

Berdasarkan hasil laporan visual, kondisi dinding rumah warga roboh dan puing berserakan jatuh ke tanah. 

"Dari hasil monitoring sementara per pukul 01.00 WIB, gempabumi tersebut telah menyebabkan empat rumah warga di Kabupaten Sumenep mengalami kerusakan di bagian dinding," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran pers dirilis Kompas.com, Rabu (1/10/2025). 

Adapun dampak gempa bermagnitudo 6,5 ini dirasakan di Kabupaten Sumenep meliputi empat kecamatan, yakni Gayam, Nonggunong, Talango, dan Saronggi. 

Hingga kini, belum ada laporan mengenai korban jiwa dari fenomena geologi tersebut. 

"BNPB akan terus berkoordinasi dengan lintas instansi gabungan baik di pusat maupun di daerah," ucap Abdul Muhari. 

Sebagai informasi, episenter gempa berada di dasar laut dengan titik koordinat 7,25 LS dan 114,22 BT, atau jika ditarik garis lurus berada di 50 kilometer (km) sebelah tengara Kabupaten Sumenep pada kedalaman 11 km. Meski berada di laut, gempa tidak berpotensi menyebabkan tsunami. 

Lebih lanjut, Abdul Muhari mengimbau warga tetap tenang, tidak panik. Namun, meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa susulan. 

Ia pun menyarankan, masyarakat segera mencari tempat aman dan menghindari bangunan yang retak atau berpotensi roboh, memastikan jalur evakuasi di rumah, sekolah, dan tempat kerja bebas hambatan. Serta menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan pokok, obat-obatan, dokumen penting termasuk senter. 

Selain itu, mematikan aliran listrik, gas, dan air jika diperlukan untuk mencegah risiko kebakaran atau kebocoran. 

"Bagi para warga yang sedang berada di gedung tinggi disarankan untuk tidak menggunakan lift untuk sementara waktu jika terjadi gempabumi. Sebagai alternatif yang aman, warga dapat menggunakan tangga darurat," ucap pria biasa disapa Aam ini. 

Ia juga menyatakan, tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan kembali turun ke lapangan mulai pagi ini untuk memonitoring, mengkaji cepat, dan mengambil upaya lain yang dianggap perlu dalam penanganan darurat. 

"Data perkembangan terbaru akan dilaporkan secara berkala," imbuhnya.

 

Editor: Arief Sukaputra

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.