26 September 2025

Get In Touch

352 Siswa Keracunan, Kepala BGN Setop Dapur MBG di Bandung Barat 

Siswa keracunan MBG di Bandung Barat. (Dok.ant)
Siswa keracunan MBG di Bandung Barat. (Dok.ant)

JAKARTA (Lentera)-Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menghentikan sementara operasional dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, setelah ratusan pelajar mengalami keracunan.

"Sudah saya instruksikan untuk diberhentikan sementara," ujar Dadan saat meninjau posko penanganan korban keracunan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Selasa (23/9/2025).

Menurut, data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), angka keracunan pada anak di program Makan Bergizi Gratis (MBG) tembus 6.452 kasus per 21 September 2025.

Di wilayah tersebut, tercatat 352 siswa harus mendapatkan perawatan usai menyantap menu dari program MBG. Menurut Dadan, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setempat sebenarnya memiliki fasilitas memadai, namun diduga terjadi kelalaian teknis yang perlu segera diperbaiki.

Dadan menuturkan, dapur SPPG di Cipongkor sejak awal langsung memproduksi makanan dalam jumlah besar. Padahal, ia sudah mengimbau agar dapur baru memulai secara bertahap.
"Seharusnya untuk tahap awal cukup melayani dua sampai tiga sekolah dulu. Namun di sini langsung coba jumlah besar, dan itu menimbulkan masalah teknis," jelasnya.

Batas Waktu Pengolahan Maksimal 4 Jam

Ia juga menekankan pentingnya menjaga standar waktu pengolahan makanan. Menu MBG tidak boleh diproses lebih dari 4 hingga 5 jam agar tetap aman dikonsumsi.

"Instruksinya jelas, rantai produksi harus singkat. Selain itu bahan baku wajib dipasok dari penyedia dengan kualitas yang terjamin," tambahnya.

Meski seluruh dapur SPPG sebelumnya sudah diverifikasi memenuhi standar kebersihan, peralatan, dan tenaga kerja, Dadan mengakui praktik di lapangan kadang berbeda.

"Ada yang menyiapkan sejak malam karena waktu terbatas, atau ingin lebih santai dengan menyiapkan lebih awal. Hal-hal semacam itu bisa menimbulkan risiko," katanya.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.