Inovasi Pemkot Kediri Layanan Home Care PEDULI Masuk Nominator TOP 45 Kovablik Jatim 2020

Kediri - Pemkot Kediri seolah tak pernah kekurangan inovasi. Kali ini meluncurkan Layanan Home Care PEDULI (Profesional, Empatik, Dedikatif, Utuh, Langsung dan Integratif) masuk dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Provinsi Jawa Timur Tahun 2020 bersaing dengan 44 nominator guna maju ke tahap 30 besar.
Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar didampingiKepala Dinas Kesehatan Fauzan Adima dan Lurah Mrican Yuli Rachmawatimempresentasikan secara virtual Inovasi Layanan Home Care PEDULI di hadapandewan juri di Ruang Joyoboyo Rabu (26/8/2020). Program tersebut untuk melengkapi program KIS dan Jamkesdabagi warga kurang mampu.
“Ya, yang terkendala datang ke fasilitaskesehatan karena kondisi fisik yang lemah, tidak ada yang mengantar, tidakmampu membayar transportasi umum dan hidup sebatang kara,” ujar Walikota AbuBakar dalam paparannya.
Dewan juri Kovablik Provinsi Jawa Timur Tahun2020 terdiri atas Guru Besar Fisipol Unair Prof. Jusuf Irianto, Direktur TheJawa Pos Institute of Pro Otonomi Dr. Rohman Budianto, Advisor ProgramTransformasi – GIZ wilayah Jatim Redhi Setiadi, Provincial Coordinator KINERJA– ADB East Java Dina Limanto dan Responsive Governance KOMPAK, East Java, DidikPurwondanu.
Lebih lanjut Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar menjelaskan, Home Care PEDULI ini dipersembahkan bagi masyarakat, khususnya yang jauh dari fasilitas kesehatan. Tidak hanya tentang masalah kesehatan, Home Care PEDULI juga mengatasi masalah non-kesehatan.
“Tim kami ini holistik, semua akan diurus HomeCare. Jadi tidak hanya pasien yang dibawa ke rumah sakit, tetapi misal adaanaknya yang tidak bisa sekolah bisa dikoneksikan ke Dinas Pendidikan. Kalautidak punya akta, akan dikoneksikan ke Dispendukcapil,” ujarnya.
Diungkapkan, ide dari inovasi Home Care PEDULIini adalah Pemkot Kediri ingin masyarakat, khususnya yang kurang mamputerlayani baik dengan pembiayaan terjamin. “Kita ingin bagaimana melayani wargayang benar-benar kurang mampu, ke rumah sakit takut karena biaya, nah ini dilayani. Selain itu,menjembatani gap antara program JKN danprogram kesehatan yang lainnya. Lalu menyelesaikan persoalan non-medis terkaitekonomi, sosial, pendidikan yang terintegrasi.
Struktur Home Care PEDULI ada tim fasilitaskesehatan (faskes) terdiri dari; dokter, psikolog, perawat, operator telepon,sopir ambulans, humas, fisioterapi, apoteker, penyuluh kesehatan masyarakat,ahli gizi dan Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM). Sedangkan timnon-fasilitas kesehatan (faskes) ada pengurus RT/RW, kelurahan, kecamatan,Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, DP3AP2KB, Dispendukcapil, Satpol PP serta PKK,”urainya.
Lebih lanjut, Walikota Kediri menuturkan sejakdiluncurkan, Mei 2016, Home Care PEDULI telah merawat 212 pasien denganberbagai penyakit. Sistem kerja Home Care PEDULI adalah Warga telepon/Whatsappdi nomor 0812 1608 7000, tim Home Care Peduli akan melakukan asesmen awalkondisi pasien, berkoordinasi dengan tim lapangan, kemudian bergerak menujulokasi pasien, dan melakukan penanganan di tempat atau membawa ke rumah sakit.
“Contoh kasus yang pernah kita temukan yaitu pasien tumor payudara. Akhirnya kita operasi dan Alhamdulillah sekarang orangnya sehat. Lalu signifikasinya tiap tahun naik karena Bapak/Ibu RT paham bahwa di Kota Kediri layanan kesehatan gratis. Jadi bawa KTP saja sudah dapat layanan gratis maka banyak yang mengantarkan langsung ke faskes-faskes tersebut. Artinya paradigma yang dulu fasilitas kesehatan kelihatan sangar, habisnya mahal itu sudah kita geser,” urai Abu Bakar.
Ada dampak sosial ekonomi . yaitu meningkatkankualitas hidup, Menumbuhkan solidaritas antar warga dengan melibatkan RT, RW,Satgas PPA, Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinsos, dan Satpol PP, untuk menolong wargayang sakit serta mensosialisasikan hidup sehat. Program ini juga sudah diadopsi beberapa kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah,”tambahnya.
Walikota Abdullah Bakar juga menceritakan pengalaman tim Home Care PEDULI merawatpasien tumor payudara hingga sembuh. “Kita tahunya dilaporkan melalui mediasosial facebook dan kita cari tahu media sosialnya lalu kita datangi dan kitalihat ternyata benar. Seorang ibu yang tinggal di belakang Taman Makam Pahlawanyang dulunya bekerja di Sidoarjo, memiliki benjolan yang semakin lama semakinmembesar. Akhirnya kita urus semuanya, kita bawa ke rumah sakit,” kata AbuBakar
Sebenarnya si ibu tersebut tidak mau, karenasudah pasrah. Lalu anaknya kita dekati, diberi pengertian jika sudah diobatidan ditangani baik-baik. Akhirnya, setelah itu dirawat dan sepakat dengandokter rumah sakit bahwa jika tidak bisa ditangani dokter yang ada di rumahsakit milik Pemkot Kediri, akan dibawa ke Rumah Sakit Dokter Soetomo diSurabaya.
“Kita jamin diantar hingga RS Dokter Soetomodi Surabaya, jika skenario itu yang terjadi. Kendala tidak bisa bekerja,keluarga si ibu tadi yang ada di rumah ini kita berikan sembako. Kita rawatsampai orangnya benar-benar sembuh dan Alhamdulillahhari ini orangnya sudah bisa gendong cucu,” jelasnya. (gos)