
FLORIDA (Lentera) – Peluncuran Satelit Nusantara Lima milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) yang dijadwalkan Selasa (9/9/2025) pukul 20.01-22.01 waktu Florida, Amerika Serikat kembali ditunda untuk kali kedua.
Peluncuran yang menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX dijadwalkan ulang esok hari akibat tidak adanya izin lepas landas (clearance) dari otoritas antariksa Amerika Serikat.
CEO PSN Adi Rahman Adiwoso mengatakan keputusan penundaan diambil pada detik-detik terakhir menjelang peluncuran setelah pihak Angkatan Udara Amerika Serikat (Air Force) tidak memberikan izin karena kondisi cuaca dianggap terlalu berisiko.
“Jadi 30 detik itu, mereka harus dapat clearance weather dari Air Force. Nah, mereka tidak memberikan clearance pada detik-detik terakhir. Mereka mengatakan terlalu risiko, jadi diberhentikan,” kata Adi, Selasa (9/9/2025) malam waktu setempat.
Dalam pantauan Bisnis langsung dari Florida, mesin roket Falcon 9 sudah melakukan hitung mundur untuk peluncuran. Itu terlihat dari bumbungan asap yang memenuhi badan satelit di lokasi peluncuran. Akan tetapi, pada detik ke-29 jelang peluncuran, pihak SpaceX mengumumkan peluncuran tidak dapat dilanjutkan karena faktor cuaca.
Adi menambahkan, upaya peluncuran akan kembali dijadwalkan keesokan harinya dengan rentang waktu (time frame) yang hampir sama. “Dia akan dicoba besok. Besok jamnya hampir sama. Memang windownya jam segitu, plus minus, karena orbital dynamics tadi,” ujarnya.
Dengan penundaan ini, PSN berharap peluncuran dapat berjalan lancar pada kesempatan berikutnya, setelah kondisi cuaca dinyatakan aman oleh pihak berwenang.
Satelit Nusantara Lima sejatinya siap mengorbit sebagai salah satu satelit komunikasi dengan kapasitas terbesar di Asia saat ini, namun peluncurannya ditunda hingga Kamis (11/9/2025) pagi waktu Indonesia karena cuaca. Satelit ini memiliki kapasitas lebih dari 160 gigabit per detik (Gbps) untuk memenuhi kebutuhan akses digital di kawasan.
Satelit yang diproduksi oleh Boeing Satellite Systems International Inc. ini menggunakan platform Boeing 702MP dengan bobot peluncuran sekitar 7,8 ton. Nusantara Lima dirancang memiliki masa operasi lebih dari 15 tahun dengan dukungan Ka-Band VHTS, XIPS Electrical Thruster, serta Gen 7 Channelizer.
Menggunakan roket SpaceX Falcon 9 dari Florida, Amerika Serikat, satelit ini menempati slot orbit 113 derajat bujur timur. Nusantara Lima disebut sebagai satelit dengan kapasitas terbesar di Asia saat ini, sekaligus memperluas jangkauan layanan internet di Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Dari sisi jangkauan, satelit ini dilengkapi 101 user spot beams dengan 11 gateway yang didesain untuk mendistribusikan konektivitas secara merata, termasuk ke wilayah yang selama ini sulit terjangkau infrastruktur darat.
Satelit ini juga membawa muatan analog dan digital dengan teknologi channelizer, serta dilengkapi empat antena reflektor multi-spot yang memastikan kualitas sinyal lebih stabil.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber