
SURABAYA (Lentera) - Google meluncurkan model AI terbaru bernama Gemini 2.5 Flash Image dengan kode nama Nano Banana, yang hadir sebagai alat untuk membuat sekaligus mengedit gambar hanya melalui prompt sederhana. Perusahaan menyebutnya sebagai model tercanggih dalam jajaran Gemini untuk kebutuhan pengolahan visual.
Mengutip pengumuman dari Google for Developers, Nano Banana memiliki sejumlah kemampuan utama, antara lain menggabungkan beberapa gambar menjadi satu secara mulus dapat memberikan hasil visual yang lebih menarik dan menyatu. Proses ini juga perlu menjaga konsistensi karakter dalam penceritaan visual agar alur cerita tetap jelas dan mudah dipahami. Dengan memanfaatkan instruksi berbasis bahasa alami, transformasi spesifik pada gambar dapat dilakukan dengan lebih sederhana tanpa harus melalui proses teknis yang rumit.
Selain itu, pengetahuan yang dimiliki Gemini dapat digunakan untuk tidak hanya menghasilkan gambar baru, tetapi juga mengedit gambar yang sudah ada, sehingga memberikan fleksibilitas lebih dalam menciptakan karya visual.
Dengan kemampuan tersebut, pengguna bisa mendapatkan gambar yang konsisten tanpa distorsi, meski prompt diubah-ubah.
Google menegaskan, kini tidak diperlukan lagi prompt yang rumit untuk mempertahankan konsistensi saat melakukan modifikasi.
Sebagai contoh, gambar seorang pria bisa diubah hanya pada bagian tertentu, seperti menghapus noda di baju atau mengganti warna pakaian, cukup dengan instruksi sederhana seperti 'ubah warna bajunya.
Nano Banana juga mendukung integrasi gambar. Misalnya, sebuah desain ruangan tanpa lampu bisa ditambahkan lampu melalui gambar terpisah, lalu model ini akan otomatis menyesuaikannya agar selaras dengan nuansa ruangan tersebut.
Saat ini, Nano Banana tersedia melalui Gemini API, Google AI Studio untuk segmen pengembang aplikasi, serta Vertex AI untuk segmen korporasi. Biayanya ditetapkan USD 30 per 1 juta token keluaran, dengan setiap gambar bernilai 1.290 token atau sekitar USD 0,039 per gambar.
Mengutip laporan TechCrunch, model ini disebut sebagai penantang serius bagi pesaing seperti ChatGPT maupun Grok.
“Pembaruan ini jauh lebih baik dalam membuat dan mengedit gambar lebih mulus, dan hasil model dapat digunakan untuk apa pun yang Anda inginkan,” kata Head of Visual Generation Product di Google DeepMind, Nicole Brichtova, mengutip TechCrunch.
Meski memberi pengguna kendali penuh atas gambar yang diciptakan, Google tetap menerapkan pembatasan. Pengguna dilarang membuat “gambar intim non-konsensual” dalam Nano Banana, untuk mencegah penyalahgunaan konten eksplisit.
Selain itu, setiap gambar yang dihasilkan juga akan diberi watermark serta penanda metadata, sebagai langkah pencegahan terhadap penyalahgunaan, terutama terkait maraknya pembuatan deepfake.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber