10 September 2025

Get In Touch

Bermain Parasut

Setitik keceriaan anak-anak di Gaza bermain di tengah reruntuhan (Reuters)
Setitik keceriaan anak-anak di Gaza bermain di tengah reruntuhan (Reuters)

KOLOM (Lentera) -Sedikitnya tujuh warga sipil Palestina, termasuk mereka yang tengah mencari bantuan, tewas dan puluhan lainnya terluka akibat tembakan senapan mesin dan pemboman yang terus-menerus dilakukan Israel di Kota Gaza dan Khan Yunis, Sabtu lalu.

Menurut koresponden WAFA, sumber medis mengatakan seorang anak tewas dalam penembakan artileri Israel di daerah Sheikh Radwan, Kota Gaza.

Sementara itu, seorang lansia pria juga tewas oleh pasukan Israel di daerah Al-Mawasi, barat daya Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.

Dalam insiden terpisah, dua warga Palestina tewas dan sekitar 17 orang lainnya terluka akibat aksi penembakan Zionis terhadap kerumunan warga sipil di lokasi penyaluran bantuan kemanusiaan di selatan Wadi Gaza, Jalur Gaza tengah.

Beberapa saat kemudian, tiga warga Palestina lainnya yang sedang menunggu bantuan juga tewas di tangan penjajah Israel di dekat pusat bantuan di barat daya Khan Yunis.

Sejak 7 Oktober 2023, sekitar 64.300 warga Palestina, yang mayoritas perempuan dan anak-anak, terbunuh.

Hampir 162.005 orang juga dilaporkan terluka.

Selain itu, ribuan korban lainnya juga masih tertimbun puing-puing, sehingga tim ambulans dan penyelamat sulit untuk menjangkau mereka.

Manajer Komunikasi Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) untuk Kantor Regional Timur Tengah dan Afrika Utara Tess Ingram melaporkan Kota Gaza yang menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga di Jalur Gaza utara, dengan cepat berubah menjadi tempat di mana masa kanak-kanak tidak akan dapat bertahan.

Dunia memperingatkan bahwa serangan militer yang semakin intensif di Gaza City dapat mengakibatkan malapetaka besar bagi hampir 1 juta penduduk yang masih bertahan di kota tersebut, ujar Ingram.

Ingram mengatakan bahwa dalam sembilan hari terakhir, dia melihat keluarga-keluarga di Gaza City yang melarikan diri dari rumah mereka karena ketakutan.

Mereka sudah mengungsi sebelumnya, dan kini harus mengungsi lagi. Mereka datang hanya dengan pakaian yang melekat di tubuh.

Menurut Ingram, hanya 44 dari 92 pusat perawatan gizi rawat jalan yang didukung UNICEF di Gaza City yang masih beroperasi.

Hal ini membuat ribuan anak kurang gizi kehilangan lebih dari separuh jalur pertolongan penyelamatan yang mereka butuhkan untuk melawan kelaparan.

Wajahnya terekam bahagia

Namun di balik kerasnya kehidupan di Gaza, keceriaan masih ada meskipun di antara banyaknya kehancuran.

Ini adalah momen anak-anak Gaza bermain menggunakan parasut yang digunakan untuk mengirimkan supply bantuan dari udara.

Nampak, parasut itu selayaknya ayunan besar, dijadikan tempat bermain yang nyaman dan mengubah suasana yang tegang di tengah gempuran perang: menjadi sukacita.

Sekelompok anak-anak Gaza merubah kerasnya blokade menjadi momen kebahagiaan yang menyenangkan. Mereka bermain dengan parasut yang sebelumnya membawa bantuan kemanusiaan.

Wajah mereka menunjukkan keceriaan di tengah kondisi yang masih berkecamuk. Parasut yang jatuh dibuat arena tempat meloncat.

Wajahnya terekam begitu bahagianya

Anak-anak yang tak berdosa ini hanya bisa bertahan dengan berbagai sumber daya yang terbatas.

Mereka tak bersenjata, mereka tak memiliki kemampuan, tapi Zionis tetap ikut menghabisi mereka dengan berbagai cara.

Semoga segera ada jawaban dari dunia untuk anak-anak Palestina yang terus menerus jadi korban (*)

Arifin BH/Pemimpin Redaksi

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lentera.co.
Lentera.co.