09 September 2025

Get In Touch

Wali Kota Eri Bicara Soal Pejabat Sederhana, Perjalanan Dinas hingga Kampung Sejahtera...

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi

SURABAYA (Lentera)– Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengungkapkan bahwa pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah terbiasa menjalani gaya hidup sederhana, tanpa pamer kemewahan (flexing), baik dalam urusan dinas maupun pribadi. 

Hal itu sejalan dengan instruksi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang melarang pejabat bergaya hidup berlebihan.

“Tidak ada pejabat publik di Surabaya yang flexing. Sudah sejak dulu kami terapkan pola hidup sederhana. Arahan pusat untuk menyelenggarakan acara pribadi secara sederhana juga sudah kami jalankan,” kata Eri, Jumat (5/9/2025).

Menurutnya, komitmen kesederhanaan ini bukan sekadar imbauan, melainkan sudah menjadi budaya di jajaran ASN Pemkot Surabaya. Ia menegaskan bahwa acara pribadi boleh digelar, tetapi tidak berlebihan.

Salah satu bentuk nyata komitmen tersebut adalah larangan menggunakan anggaran daerah untuk perjalanan dinas luar negeri. 

“Sejak saya menjabat sampai hari ini, saya tidak pernah menganggarkan perjalanan ke luar negeri untuk ASN dan Pemkot Surabaya. Selagi masih ada warga miskin dan masalah stunting, anggaran harus difokuskan ke sana,” tegasnya.

Meski demikian, undangan resmi dari luar negeri tetap diapresiasi. Misalnya, saat Surabaya diundang mengikuti Bloomberg Mayor Challenge 2025 karena prestasi dalam pengelolaan sampah, Pemkot hanya mengirim delegasi yang seluruh biayanya ditanggung penyelenggara. 

“Kita bangga Surabaya masuk 50 kota terbaik di dunia. Semoga bisa lolos ke 25 besar agar bisa tampil di New York mewakili Indonesia,” ucap Eri.

Eri menambahkan, fokus APBD Surabaya diarahkan untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran. Hasilnya, angka kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka di Surabaya turun signifikan.

Dalam pembangunan infrastruktur, Pemkot Surabaya juga memprioritaskan kampung. Menurut Eri, pembangunan harus dimulai dari bawah agar manfaatnya dirasakan langsung masyarakat. 

“Kampung sejahtera dulu, baru bangun kota. Tidak boleh dibalik. Karena itu, kami perbaiki saluran, PJU, dan infrastruktur dasar agar ekonomi di kampung bisa bergerak,” tutupnya.

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.