
SURABAYA (Lentera)– Birokrat senior Lilik Arijanto resmi dilantik oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya di Balai Kota, Kamis (4/9/2025).
Usai dilantik, Lilik menegaskan komitmennya untuk bergerak cepat. Ia menyebut prioritas kerjanya adalah memperkuat koordinasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) hingga masyarakat untuk mempercepat penyelesaian persoalan kota.
Sebelumnya, Lilik menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP).
“Tahun 2025 ini waktunya singkat. Target penurunan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, hingga program prioritas lain harus segera dikejar. Semua harus berkoordinasi, termasuk menggandeng masyarakat,” kata Lilik.
Lilik juga menekankan pentingnya efisiensi dalam penggunaan anggaran. Menurutnya, arahan Wali Kota Eri jelas, yakni setiap rupiah APBD harus tepat sasaran.
“Intinya efisiensi harus diutamakan, supaya anggaran benar-benar dipakai untuk hal-hal yang paling penting, termasuk bantuan sosial dan pendidikan anak-anak Surabaya,” tuturnya.
Sebagai Sekda, Lilik menegaskan dirinya tidak hanya akan berperan administratif. Ia berjanji segera berkoordinasi dengan seluruh kepala OPD, camat, hingga stakeholder di lapangan agar program prioritas bisa dieksekusi dengan cepat.
Di luar kiprahnya sebagai birokrat, sosok Lilik juga menyita perhatian publik karena latar belakang keluarganya. Ia merupakan keponakan almarhum Sunarto Sumoprawiro, Wali Kota Surabaya periode 1994–2002.
Cak Narto, sapaan akrabnya, dikenang sebagai pemimpin pro-rakyat yang dekat dengan pedagang kaki lima (PKL), hingga dijuluki “Bapake PKL”.
Ia juga meninggalkan warisan besar seperti pembangunan Masjid Al-Akbar Surabaya, proyek Perumahan Pantai Mentari, serta kiprahnya membesarkan Persebaya hingga meraih juara liga. Di kalangan Bonek, ia dikenang sebagai “Bapake Bonek”.
Meski harus mundur di akhir masa jabatannya karena sakit berkepanjangan sebelum wafat pada 2003, Cak Narto tetap dikenang sebagai tokoh yang meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah Surabaya.
Kini, jejak itu seakan berlanjut lewat Lilik. Dengan posisinya sebagai Sekda, ia membawa nilai historis sekaligus harapan baru untuk membawa Surabaya lebih maju.
“Nanti setelah saya berkoordinasi dengan teman-teman, perkembangan selanjutnya akan saya sampaikan lagi,” tutupnya.
Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH