06 September 2025

Get In Touch

Trans Jatim Koridor Malang Raya Akan Beroperasi Oktober 2025, Rute dan Halte Masih Dibahas

Ilustrasi: Kru armada Bus Transjatim (dok.ist/dishub.jatimprov.go.id)
Ilustrasi: Kru armada Bus Transjatim (dok.ist/dishub.jatimprov.go.id)

MALANG (Lentera) - Layanan Transjatim koridor Malang Raya direncanakan mulai beroperasi pada Oktober 2025 mendatang. Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur masih membahas rute hingga titik-titik halte sebagai bagian dari persiapan operasional.

"Ya, Transjatim memang tetap di tahun ini, rencananya di Oktober nanti. Tetapi, kami masih duduk bersama karena pembahasannya masih di tingkat provinsi. Titik-titiknya juga masih dibahas untuk dimatangkan. Nanti melalui mana saja jalurnya, haltenya bagaimana," ujar Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, Kamis (4/9/2025).

Wahyu menegaskan, pembahasan terus dilakukan, termasuk evaluasi dan masukan terkait detail rute serta titik pemberhentian. Jalur Transjatim sendiri direncanakan menghubungkan tiga daerah di Malang Raya, yakni Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang.

Lebih lanjut, menurutnya terminal Hamid Rusdi, Kecamatan Kedungkandang, dipastikan akan dimanfaatkan sebagai salah satu titik persinggahan Transjatim. Pemanfaatan terminal tersebut juga mempertimbangkan letaknya yang berada di perbatasan antara Kota dan Kabupaten Malang.

"Iya. Karena itu kan juga terminal miliknya Pemprov Jatim. Jadi memang akan memanfaatkan di situ," kata Wahyu.

Wahyu menyampaikan, Terminal Hamid Rusdi selama ini relatif sepi. Dengan hadirnya Transjatim, dirinya berharap angkot bersedia kembali masuk ke terminal dan aktivitasnya dapat kembali berjalan.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menyampaikan pihaknya tengah menyiapkan integrasi layanan bersama penyedia angkutan kota. Dari 25 trayek angkot yang ada di Kota Malang, saat ini terdapat 18 trayek yang masih aktif.

"Kami pada dasarnya akan berkolaborasi dengan penyedia angkutan kota untuk menentukan jalur yang sesuai kebutuhan. Saat ini dari 25 trayek, hanya tujuh yang tidak aktif. Sisanya kami berdayakan," jelas Widjaja.

Ditambahkannya, trayek-trayek aktif tersebut kemungkinan akan bersinggungan dengan jalur Transjatim. Nantinya, angkot juga akan dimanfaatkan sebagai feeder untuk mendukung layanan transportasi publik yang lebih terintegrasi.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.