
SURABAYA (Lentera) - Generasi muda selama ini kerap dipandang sebagai kelompok yang paling rawan mengalami kecanduan ponsel. Namun, survei terbaru mengungkap fakta mengejutkan bahwa setengah dari generasi baby boomer kini menghabiskan waktu lebih dari tiga jam setiap hari dengan ponsel mereka.
Temuan ini berasal dari laporan AddictionResource.net yang menyurvei ribuan responden berusia 59 hingga 77 tahun, atau kelompok usia yang dikenal sebagai baby boomer. Hasilnya mematahkan anggapan lama bahwa kecanduan gadget hanya menyerang generasi muda, sekaligus menunjukkan bahwa kebiasaan menggunakan ponsel secara intens juga merambah ke kalangan senior.
Dalam survei tersebut, sebanyak 50 persen responden baby boomer mengaku menggunakan ponsel lebih dari tiga jam per hari, bahkan sekitar 20 persen di antaranya menghabiskan waktu lebih dari lima jam setiap harinya. Angka ini mengindikasikan bahwa ketergantungan pada perangkat digital telah menjadi fenomena lintas generasi.
Padahal, menurut pedoman dari AddictionResource.net, orang dewasa disarankan membatasi waktu streaming untuk hiburan tidak lebih dari dua jam per hari. Kenyataannya, banyak lansia kini justru menghabiskan waktu jauh melebihi batas sehat yang direkomendasikan, sehingga meningkatkan risiko berbagai dampak negatif dari penggunaan ponsel yang berlebihan.
Penelitian terpisah oleh Pew Research pada 2024 memang menunjukkan bahwa hampir setengah remaja Amerika selalu terhubung secara online. Namun, fenomena ini membuktikan bahwa kecanduan digital tidak mengenal batas usia. Meski generasi baby boomer pernah hidup di masa tanpa internet dan ponsel, kini mereka justru menjadi pengguna aktif teknologi digital di usia senja.
Dari total 2.000 responden dalam survei tersebut, sebanyak 40 persen mengaku merasa cemas ketika tidak dapat mengakses perangkat digital. Bahkan, separuh dari mereka langsung memeriksa ponsel dalam satu jam pertama setelah bangun tidur, menunjukkan adanya keterikatan yang kuat terhadap gawai dalam rutinitas harian.
Bryan Driscoll, konsultan HR sekaligus pakar generasi, menegaskan bahwa fenomena ini bukan semata-mata soal penggunaan gadget. Menurutnya, pola interaksi, kebiasaan sosial, dan cara mengakses informasi juga ikut membentuk ketergantungan digital yang kini meluas di berbagai kelompok usia.
“Boomer bisa menghabiskan waktu berjam-jam dengan ponselnya, tapi itu bukan koneksi, melainkan isolasi,” katanya.
Sementara itu, Ruth Hernandez, konselor kesehatan mental dari AddictionResource.net, mengatakan penggunaan ponsel berjam-jam oleh baby boomer kini bukan lagi hal mengejutkan.
“Banyak dari mereka kini menggunakan smartphone untuk segala hal, mulai dari kirim pesan ke keluarga, memantau aplikasi kesehatan, baca berita, main media sosial, hingga nonton video,” kata Hernandez. “Buat mereka, ponsel sudah jadi bagian dari rutinitas harian sama seperti anak muda.”
Menurut Hernandez, survei ini menjadi bukti kecanduan digital bukan milik eksklusif generasi muda.
“Ini mematahkan stereotype lama bahwa orang tua itu gaptek dan enggak peduli soal dunia digital,” ujarnya. “Faktanya, baby boomer justru banyak yang sudah beradaptasi dengan cepat. Bahkan, sebagian dari mereka sekarang sama lekatnya dengan layar ponsel seperti kita semua.”
Dia menegaskan kebiasaan digital tak lagi bergantung pada usia. Pada akhirnya, teknologi sekarang sudah menyatu dengan cara kita hidup, bekerja, dan bersosialisasi, baik buat mereka yang berusia 25 atau 75 tahun, daya tarik ponsel tetap nyata dan kuat.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber