
SINDIRGI (Lentera) - Gempa bumi dengan magnitudo 6,1 mengguncang Sindirgi, sebuah kota di bagian barat Turki, pada Minggu (10/8/2025) malam waktu setempat. Badan Bencana dan Darurat Turki (AFAD) melaporkan gempa terjadi pukul 19.53, dan beberapa menit kemudian gempa susulan berkekuatan magnitudo 4,6.
Getaran gempa terasa hingga ke beberapa kota di wilayah barat Turki, termasuk ibu kota Istanbul dan destinasi wisata populer Izmir. Guncangan ini menimbulkan kepanikan di kalangan warga. Laporan dari televisi lokal menyebutkan sejumlah bangunan di Provinsi Balikesir ambruk akibat gempa tersebut, namun belum ada laporan mengenai korban jiwa atau cedera.
Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya, melalui unggahan di media sosial X, memastikan bahwa tim dari AFAD dan berbagai lembaga terkait telah diterjunkan ke lapangan untuk melakukan pencarian dan penyelamatan.
"Seluruh tim AFAD dan lembaga terkait telah segera memulai pencarian korban di lapangan. Tidak ada kejadian yang tidak diinginkan yang dilaporkan hingga saat ini," kata Yerlikaya.
Pernyataan ini bertujuan untuk menenangkan masyarakat dan menunjukkan kesiapan pemerintah dalam menghadapi situasi darurat.
Mengingat Kembali Tragedi Gempa Februari 2023, gempa kali ini menambah daftar panjang bencana gempa yang melanda Turki. Negara ini memang berada di salah satu zona seismik paling aktif di dunia.
Tragedi besar terakhir terjadi pada Februari 2023, ketika gempa dahsyat M7,8 melanda wilayah barat daya Turki. Bencana tersebut menewaskan lebih dari 53.000 orang dan menyebabkan kehancuran masif, termasuk merobohkan situs kota kuno Antiokhia yang bersejarah.
Mengingat pengalaman pahit tersebut, kesiapsiagaan dan respons cepat pemerintah Turki dalam menghadapi gempa M6,1 di Sindirgi ini menjadi sangat krusial.
Sejauh ini, langkah-langkah yang diambil pemerintah menunjukkan pelajaran dari bencana sebelumnya, dengan fokus pada kecepatan tanggap dan komunikasi yang transparan kepada publik. Hingga saat ini, pantauan situasi dan upaya penanganan dampak gempa terus dilakukan oleh pihak berwenang.
KBRI Pantau Warga Indonesia di Turki
Semetara iti, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul terus memonitor keadaan masyarakat Indonesia setelah gempa berkekuatan 6,2 magnitudo melanda Provinsi Balikesir, Turki pada Minggu (10/8/2025).
"Dari informasi yang diperoleh dari Satgas Perlindungan WNI, hingga saat ini tidak ada informasi adanya korban WNI akibat gempa tersebut," menurut pernyataan KBRI pada Senin (11/8/2025).
KBRI dan KJRI mengimbau masyarakat Indonesia untuk segera menghubungi hotline KBRI Ankara di nomor +90 532 135 22 98 atau KJRI Istanbul di nomor +90 534 453 56 11 bila terdapat situasi darurat.
Berdasarkan data lapor diri, sebanyak 185 orang WNI berdomisili di Balikesir, sementara total WNI di Turki sebesar 10.186 orang.
Provinsi Balikesir berjarak sekitar 261km ke pusat kota Istanbul. Gempa juga terasa hingga ke Provinsi sekitar seperti Istanbul, Izmir, dan Denizli.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber