GAZA (Lentera) - Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina, ada enam orang dewasa yang meninggal akibat kelaparan dan kekurangan gizi di rumah sakit-rumah sakit di Gaza. Enam kematian ini dilaporkan dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Dikutip Al-Jazeera, Minggu (3/8/2025), kematian itu menambah total korban tewas akibat krisis kelaparan yang sedang berlangsung menjadi 175 orang, termasuk 93 anak-anak.
Kelaparan akut terjadi Gaza, Palestina, akibat pengepungan dan serangan Israel. Warga Gaza yang berebut makanan juga kerap ditembaki oleh Israel.
Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan hanya 36 truk bantuan yang memasuki Gaza pada Sabtu (2/8/2025). Jumlah itu jauh di bawah perkiraan PBB bahwa 500 hingga 600 truk bantuan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari penduduk.
Sebagian besar truk juga dijarah sebelum isinya dapat didistribusikan. Otoritas Gaza menyalahkan Israel karena secara sistematis dan sengaja membuat kekacauan keamanan di Gaza.
"Kelaparan melanda anak-anak Gaza di tengah kebisuan internasional yang memalukan," kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan sambil menyerukan pembukaan segera penyeberangan dan masuknya bantuan serta susu formula bayi dalam jumlah yang memadai.
Israel telah berada di bawah tekanan internasional yang semakin besar untuk mengakhiri pertumpahan darah yang telah menewaskan lebih dari 60.000 warga Palestina. Namun, Israel yang didukung penuh Amerika Serikat (AS) belum menunjukkan tanda-tanda menghentikan serangan.
Serangan besar-besaran di Gaza itu diklaim Israel untuk membalas peristiwa yang mereka sebut serangan Hamas pada tahun 2023. Peristiwa pada Oktober 2023 itu disebut pihak Israel mengakibatkan kematian 1.219 orang di Israel.
Selain itu, Israel menyebut ada 251 orang yang disandera akibat serangan tersebut. Israel menyebut 49 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah tewas.
Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber
.jpg)
