24 July 2025

Get In Touch

Cerita Siswa Bangladesh, Teman Sebangku Tewas di Depan Mata Usai Jet Tempur Tabrak Sekolahnya

Lokasi kecelakaan pesawat latih Angkatan Udara Bangladesh, Senin (21/7/2025), di Dhaka (AP)
Lokasi kecelakaan pesawat latih Angkatan Udara Bangladesh, Senin (21/7/2025), di Dhaka (AP)

SURABAYA (Lentera) -Sebuah jet tempur milik Angkatan Udara Bangladesh jatuh menimpa sebuah sekolah di Milestone School and College, pinggiran utara ibu kota Bangladesh, Dhaka pada Senin (21/7/2025).

Dikutip dari AP News, Selasa (22/7/2025), insiden kecelakaan pesawat ini juga menyebabkan kebakaran hebat yang menghanguskan gedung dua lantai sekolah.

Kecelakaan jet tempur di Bangladesh itu mengubah suasana riuh setelah ujian menjadi kepanikan mencekam.

Peristiwa nahas itu menewaskan sedikitnya 27 orang dan melukai lebih dari 170 lainnya, sebagian besar di antaranya adalah pelajar.

Sebagian besar korban selamat adalah pelajar, banyak di antaranya mengalami luka bakar serius. 

Di balik peristiwa tersebut, seorang siswa memberikan kesaksian bagaimana pesawat latih angkatan udara Bangladesh menabrak sekolahnya dan menewaskan rekannya.

Teman sebangku tewas di depan mata

Farhan Hasan, siswa sekolah tersebut, baru saja meninggalkan ruang ujian dan tengah berbincang dengan teman-temannya ketika peristiwa mengerikan itu terjadi.

"Pesawatnya terbakar dan menabrak gedung tepat di depan mata saya," kata Farhan dikutip dari BBC, Selasa (22/7/2025).

Ia juga kehilangan sahabat terdekatnya dalam insiden tersebut. 

“Dia duduk bersama saya saat ujian, lalu beberapa menit kemudian, dia meninggal di depan saya pesawat itu terbang tepat di atas kepalanya,” ujarnya.

Rekaman dari lokasi kejadian memperlihatkan kobaran api besar dan asap hitam pekat membumbung tinggi setelah jet F-7 menghantam gedung dua lantai di kompleks sekolah. 

Angkatan Udara Bangladesh mengonfirmasi bahwa pesawat mengalami gangguan mekanis tak lama setelah lepas landas sekitar pukul 13.00 waktu setempat.  Pilotnya, Letnan Penerbang Md. Taukir Islam, termasuk di antara korban jiwa.

Seperti kilat, jet tempur tabrak gedung

Seorang guru di sekolah tersebut, Rezaul Islam mengaku menyaksikan langsung momen ketika pesawat menabrak bangunan. 

"Itu seperti kilat. Pesawat itu meluncur lurus ke arah gedung," ujarnya. 

Guru lain, Masud Tarik, juga memberikan kesaksiannya detik-detik kecelakaan pesawat yang menghantam sekolahnya. 

“Saya mendengar ledakan. Saat saya menoleh ke belakang, semuanya terbakar. Api dan asap di mana-mana. Banyak anak-anak dan penjaga sekolah yang berada di sekitar lokasi saat itu,” papar Masud.

Ledakan keras dan kobaran api mengakibatkan kepanikan luar biasa. 

Warga sekitar berhamburan, sementara puluhan ambulans dan tim penyelamat berusaha mengevakuasi korban di antara reruntuhan. 

Sedikitnya 30 ambulans dikerahkan untuk mengangkut jenazah dan korban luka ke berbagai rumah sakit di Dhaka.

Bangladesh tetapkan hari berkabung nasional

Di rumah sakit, suasana haru menyelimuti ruang tunggu. 

Shah Alam, paman dari Tanvir Ahmed, siswa kelas 8 yang turut menjadi korban mengungkapkan kesedihannya. 

"Keponakan saya kini ada di kamar jenazah," katanya dengan suara gemetar, sambil memeluk adik laki-lakinya, ayah Tanvir yang terpukul hingga tak sanggup berkata-kata.

Dokter di Institut Nasional Bedah Plastik dan Luka Bakar menyebutkan, lebih dari 50 orang, termasuk anak-anak, mengalami luka bakar serius. 

Sebagian besar pasien berusia antara 9 hingga 14 tahun. Di tengah duka, solidaritas masyarakat mengalir. 

Warga berbondong-bondong menyumbangkan darah, sementara sejumlah tokoh politik dari Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) dan Jamaat-e-Islami turut hadir untuk menyampaikan belasungkawa. 

Kementerian Kesehatan melaporkan, korban dirawat di tujuh rumah sakit berbeda di ibu kota.

Pemerintah Bangladesh pun menetapkan hari Selasa sebagai hari berkabung nasional, dengan bendera dikibarkan setengah tiang di seluruh negeri. 

Mengutip Kompas, Perdana Menteri sementara Muhammad Yunus menegaskan bahwa penyelidikan mendalam segera dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan. 

“Ini adalah masa berkabung yang dalam bagi seluruh bangsa. Saya telah menginstruksikan seluruh otoritas dan rumah sakit terkait untuk menangani situasi ini dengan penuh keseriusan,” tulisnya melalui platform X.

Angkatan udara menyebutkan, pilot sempat berusaha mengarahkan pesawat ke area yang lebih terbuka guna menghindari korban lebih besar. 

Namun, waktu yang sempit dan gangguan teknis membuat tragedi tak terelakkan. Komite investigasi kini dibentuk untuk mengusut lebih lanjut penyebab insiden (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.