07 July 2025

Get In Touch

DLH Kota Malang Targetkan Penambahan 6 Kampung Iklim di Tiap Kecamatan pada 2025

(Ilustrasi) Budidaya ikan di sungai jadi salah satu kegiatan Proklim RW 2 Kebonsari, Sukun, Kota Malang (Santi/Lentera)
(Ilustrasi) Budidaya ikan di sungai jadi salah satu kegiatan Proklim RW 2 Kebonsari, Sukun, Kota Malang (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang menargetkan penambahan enam kampung iklim (Proklim) di setiap kecamatan pada tahun 2025 ini. Langkah ini sebagai upaya memperluas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat masyarakat.

"Harapan kami, targetnya nanti kami bisa meningkat setiap kali usulan di masing-masing kecamatan. Ya, sekitar 5-6 di masing-masing kecamatan. 2024 lalu sudah ada 23 kawasan Proklim," ujar Kepala DLH Kota Malang, Noer Rahman Widjaya, Sabtu (5/7/2025).

Dijelaskannya, sejauh ini bentuk sosialisasi dan partisipasi masyarakat dalam program Proklim masih belum merata. Oleh karena itu, peningkatan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perilaku ramah lingkungan menjadi perhatian utama DLH.

Menurut Rahman, Proklim sendiri merupakan program nasional yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah dalam upaya adaptasi terhadap dampak perubahan iklim serta mitigasi emisi gas rumah kaca. Program ini difokuskan pada aksi nyata berbasis komunitas di tingkat desa, kelurahan, atau lingkungan RW/RT.

Pihaknya menilai, partisipasi aktif warga dalam menjaga lingkungan sangat penting. Tidak hanya kesadaran, tetapi juga diperlukan struktur dan infrastruktur yang mendukung pelaksanaan kegiatan berwawasan lingkungan.

Ini kan perlu kesadaran masyarakat terkait dengan perilaku berlingkungan yang baik. Menyediakan struktur dan infrastruktur berkaitan dengan kegiatan yang mengusung konsep lingkungan, untuk lebih ditingkatkan kembali," ungkap Rahman.

Sebagai contoh implementasi program Proklim, DLH menyebut RW 2 Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Sukun, yang telah diverifikasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2024. Di wilayah tersebut, masyarakat telah melakukan berbagai upaya penanganan dampak perubahan iklim, seperti membangun sumur resapan, biopori, serta mengembangkan urban farming.

"Nah saat ini memang kami sedang membutuhkan dan mencari khususnya di teman-teman wilayah untuk bisa menambah jumlah Proklim," jelasnya.

Ditambahkannya, DLH juga telah mengusulkan pengintegrasian program kampung bersinar dengan Proklim. Sebagai bentuk kolaborasi program berbasis masyarakat yang berkelanjutan.

Menurut informasi dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (kemenlh.go.id), Program Kampung Iklim bertujuan untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim. Serta menurunkan emisi gas rumah kaca secara kolektif. Program ini menjadi bagian penting dalam upaya nasional menghadapi tantangan lingkungan secara berkelanjutan.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.