Tembok Pembatas di Lantai 3 Pasar Besar Kota Malang Ambruk, Satu Pedagang Luka Tertimpa Reruntuhan

MALANG (Lentera) - Tembok pembatas sepanjang sekitar 1 meter dari lantai 3 gedung bagian barat di Pasar Besar Kota Malang, tiba-tiba ambruk dan menimpa seorang pedagang pisang yang sedang bersiap pulang, Selasa (1/7/2025) siang.
Korban mengalami luka sedang di bagian kepala dan kaki, kemudian langsung dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi masih sadar.
"Perkiraan jam setengah dua siang tadi. Di bawah ada tukang jualan pisang yang kelihatannya mau pulang. Tiba-tiba dari atas ada suara bruak, ternyata tembok ambruk," ujar Handis Hariawan (31), seorang juru parkir yang berada tak jauh dari titik jatuhnya tembok.
Menurut pengakuan Handis, korban merupakan perempuan berusia sekitar 45 tahun yang sehari-hari dipanggil Umi, dan diketahui sebagai warga Kedungkandang. Ia mengalami luka di kepala, kaki, serta tangan sebelah kiri akibat tertimpa reruntuhan tembok.
"Kepala dan kaki berdarah, tangannya juga luka di sisi kiri. Tapi waktu dibawa ke rumah sakit tadi kelihatannya masih sadar. Korban dibawa pakai bentor ke RS Panti Nirmala," tambahnya.
Handis menjelaskan, tembok yang ambrol merupakan pagar pembatas yang berada di lantai tiga pasar. Tembok itu berada di sisi luar dan ditumbuhi tanaman liar yang akarnya terlihat besar. Ia menduga akar tanaman yang tumbuh liar tersebut menyebabkan tembok retak dan akhirnya runtuh.
"Tidak ada tanda-tanda sebelumnya. Saya juga mondar-mandir di situ," kata Handis.
Sementara itu, Pelaksana Pasar Besar Kota Malang, Suparji membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menyebut kejadian ini bukan yang pertama, dan sebelumnya juga pernah terjadi insiden serupa di sisi lain pasar sekitar lima bulan yang lalu.
"Benar, pernah kejadian juga sebelumnya. Dulu hanya keramiknya rontok. Sekarang ini yang jatuh bagian tembok, sekitar satu meter panjangnya. Korban sekarang mengalami luka sedang," kata Suparji.
Suparji mengakui, kondisi bangunan Pasar Besar memang sudah tua karena dibangun sejak tahun 1991. Hal ini menyebabkan banyak titik yang berpotensi menjadi area rawan kerusakan dan membahayakan pengunjung maupun pedagang.
"Titik rawan di Pasbes ini hampir semuanya. Karena faktor usia bangunan. Untuk sementara kami akan pasang banner peringatan agar tidak berjualan di titik yang rawan," katanya.
Saat ditanya apakah seluruh area akan dikosongkan, Suparji menyebut hingga saat ini instruksi dari pimpinan hanya membatasi area di sekitar lokasi kejadian. Namun, pihaknya tetap akan menganalisis lebih lanjut mengenai radius kerawanan dan mengambil langkah lanjutan sesuai hasil pengecekan.
Suparji menambahkan, pihaknya sebenarnya telah melakukan pengecekan rutin hampir setiap hari. Namun begitu, dengan usia bangunan yang sudah lebih dari tiga dekade, kondisi struktur tetap rentan dan perlu penanganan lebih serius imbuhnya.
Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais