26 June 2025

Get In Touch

Grebeg Suro di Ponorogo, Bedhol dan Kirap Pusaka Dikawal Ratusan Prajurit

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menerima salah satu pusaka yang dikirap dalam rangka Grebeg Suro, Kamis (26/6/2025).
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menerima salah satu pusaka yang dikirap dalam rangka Grebeg Suro, Kamis (26/6/2025).

PONOROGO (Lentera) - Dalam rangkaian Grebeg Suro, Pemkab Ponorogo menggelar Bedhol dan kirap pusaka yang dikawal ratusan bregada (prajurit). Kirap itu lebih dulu transit di kompleks makam Batoro Katong sebelum dikirab kembali ke Pringgitan (rumah dinas bupati Ponorogo), Kamis (26/6/2025). 

Kirap pisaka dikawal Paguyuban Kawulo Keraton Surakarta (Pakasa) Gebang Tinatar Ponorogo yang akan mengawal upacara bedhol dan kirab pusaka itu. Ketua Pakasa Gebang Tinatar, Gendut Krisdiantoro, mengatakan ada ratusan prajurit yang akan mengarak Tumbak Kyai Tunggul Nogo, Angkin Cindhe Puspito, Songsong Kyai Tunggul Wulung, Tumbak Kyai Pamong Among Geni, dan Tumbak Kyai Bromo Geni itu saat bedhol dari Pringgitan, Kamis dini hari.

Dia mengatakan paguyubannya sudah 10 tahun setia menjalankan prosesi yang selalu menyertai Grebeg Suro untuk  mereka ulang perpindahan pusat pemerintahan Ponorogo dari Kota Lama ke Kota baru. 

“Prajurit Pakasa dan korsik (korps musik) prajurit dari Kasunanan Surakarta tetap menjadi bagian dari prosesi,” kata Gendut sembari menyebut juga mengundang perwakilan Pakasa Pati, Kudus, dan Pakasa Karanganyar, dilansir Pemkab Ponorogo.

Para bregada rela berjalan kaki tanpa alas mengiringi perjalanan lima pusaka sejauh lima kilometer dari Pringgitan ke Pendapa Astana Katong, lokasi transit. Penerangan jalan umum (PJU) sengaja dipadamkan ketika rombongan bergada lewat. Mereka hanya berpenerangan obor. 

Menurut Gendut, tiga dari lima pusaka yang dibedhol dan dikirab itu ada kaitannya dengan  Batoro Katong, pendiri Kadipaten Ponorogo sekaligus adipati pertama. Pemilik nama asli Lembu Kanigoro dan putra Prabu Brawijaya V itu yang menyebarkan Islam di wilayah barat daya Jawa Timur. 

“Upacara bedhol dan kirab  bukan sekadar arak-arakan benda bersejarah, melainkan merekatkan elemen penting sejarah dan babad Ponorogo, warisan Majapahit, juga penyebaran nilai-nilai Islam di Tanah Wengker,” terangnya.

Setibanya di Makam Batoro Katong, pusaka akan diserahkan kepada juru kunci. Pun, Pakasa Gebang Tinatar bakal kembali mengiringi pusaka-pusaka itu selama Kirab Pusaka Lintas Sejarah untuk mengembalikannya ke Pringgitan, siang hingga sore. 

“Bedhol pusaka jadi ruang hening yang menghubungkan masa lalu, menghidupkan identitas, dan meneguhkan arah budaya Ponorogo,” pungkas Gendut. (*)

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.