26 June 2025

Get In Touch

Wamenkop Tekankan Pembentukan Kopdeskel Merah Putih Perkuat Demokrasi Ekonomi

Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop) RI, Ferry Juliantono, Pendopo Agung Kabupaten Malang, Rabu (25/6/2025). (dok. Humas Kemenkop)
Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop) RI, Ferry Juliantono, Pendopo Agung Kabupaten Malang, Rabu (25/6/2025). (dok. Humas Kemenkop)

MALANG (Lentera) - Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop) RI, Ferry Juliantono menekankan pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih, difokuskan sebagai upaya memperkuat demokrasi ekonomi yang berakar dari masyarakat desa atau kelurahan.

Pernyataan tersebut disampaikan Ferry saat menghadiri kegiatan di Pendopo Agung Malang, Kota Malang, Rabu (24/6/2025). Ia mengatakan, proses pembentukan koperasi tersebut dilakukan melalui mekanisme demokratis yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam musyawarah desa atau kelurahan khusus.

"Kopdeskel Merah Putih ini meskipun digagas oleh melalui pemikiran Presiden Prabowo Subianto, tetapi proses pembentukannya tetap melalui mekanisme yang demokratis, yakni dengan adanya musyawarah," ujar Ferry.

Disebutkannya, dalam musyawarah tersebut, warga desa atau kelurahan berperan aktif menentukan struktur dan pengurus koperasi. Di sisi lain, pemerintah daerah hadir untuk mengakomodasi masukan dan aspirasi warga.

"Di sinilah terjadinya kombinasi antara masyarakat dan pemerintah dalam merancang koperasi yang sesuai kebutuhan lokal," kata Ferry.

Sebagai Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pembentukan Kopdeskel Merah Putih, Ferry juga membagikan pengalaman saat berkunjung ke Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Dalam kunjungan itu, ia menemukan dokumen lama berjudul Pembangunan Semesta Berencana yang menurutnya relevan dengan konsep ekonomi koperasi saat ini.

Menurut Ferry, dokumen tersebut memuat dasar-dasar pembangunan sistem ekonomi Pancasila, termasuk prioritas pembangunan desa melalui koperasi. Ia menyebut, konsep itu diprakarsai oleh Margono Djojohadikusumo dan Mohammad Hatta.

"Di dalamnya berisi tentang prioritas pembangunan desa melalui koperasi," imbuhnya.

Ferry juga menuturkan, gagasan Kopdeskel Merah Putih sejalan dengan semangat para tokoh bangsa. Yang menekankan keadilan sosial dan pembangunan ekonomi dari tingkat desa. Inisiatif ini, lanjutnya, merupakan bagian dari upaya meneruskan cita-cita tersebut.

"Presiden ingin melanjutkan dan menuntaskan apa yang telah dilakukan oleh pendahulu, perintis, dan pejuang kemerdekaan. Terutama memastikan keadilan sosial hadir di rumah-rumah rakyat," kata Ferry.

Ia juga menuturkan, dalam implementasi dan operasionalnya, Kopdeskel Merah Putih mengedepankan prinsip gotong royong sebagai nilai utama koperasi. Menurutnya, gotong berarti melakukan kegiatan bersama-sama, sementara royong adalah berbagi manfaat secara kolektif.

Lebih lanjut, Ferry menegaskan koperasi memiliki posisi penting sebagai pilar ekonomi nasional. Ia menyebut koperasi sebagai soko guru perekonomian yang harus dijaga agar tetap kokoh menopang stabilitas ekonomi.

"Bayangkan jika sebuah bangunan memiliki empat tiang, tetapi salah satu tiangnya yang bernama koperasi miring sedikit, maka bangunannya bisa menjadi tidak kokoh," pungkasnya.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.