16 June 2025

Get In Touch

Memahami Pemikiran Pendidikan KH Muh As’ad Umar Jombang Lewat Buku

Suasana bedah buku 'Pemikiran KH. Muh. As’ad Umar: Pendidikan Pondok Pesantren di Era Modern' di Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang, Sabtu (14/6/2025).(sutono)
Suasana bedah buku 'Pemikiran KH. Muh. As’ad Umar: Pendidikan Pondok Pesantren di Era Modern' di Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang, Sabtu (14/6/2025).(sutono)

JOMBANG (Lentera) - Bagi warga Kabupaten Jombang dan bahkan Jawa Timur terutama kalangan pesantren, nama KH Muh As’ad Umar tentu bukan sosok yang asing.

KH A'ad Umar adalah pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Jombang, yang juga seorang politisi serta pembaharu pendidikan pesantren. Tokoh yang pernah menjadi anggota DPR RI ini, meninggal 5 Desember 2010 pada usia 77 tahun.

Kiprah dan pemikiran KH As'ad tertuang dalam buku bertajuk 'Pemikiran KH. Muh. As’ad Umar: Pendidikan Pondok Pesantren di Era Modern' karya Rohmadi, jurnalis yang masih cukup muda.

Buku ini dibedah dalam acara bertajuk dialog di ruang Meeting Room 1, Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum (Unipdu) Jombang, yang dihadiri berbagai kalangan akademisi, mahasiswa, santri dan siswa, Sabtu (14/6/2025).

Dalam paparannya, Rohmadi menyebutkan KH. Muh. As’ad Umar adalah figur yang tidak hanya ahli dalam ilmu keagamaan, tetapi juga piawai dalam manajerial kelembagaan.

“Beliau adalah kiai yang sosiologis, bukan sekadar psikologis. Seorang pemimpin yang futuristik, yang dicintai umat, dan memiliki visi besar dalam membangun pendidikan pesantren,” ujar Rohmadi dihadapan audien saat memaparkan alasan menulis buku.

Buku setebal 107 halaman tersebut merekam berbagai inisiatif besar yang telah dilakukan KH. Muh. As’ad Umar jauh sebelum wacana reformasi pendidikan digaungkan secara nasional.

Salah satu warisan pemikiran terbesarnya adalah lahirnya SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang yang berdiri sejak 1990, jauh sebelum era reformasi pendidikan dimulai. Bahkan, Kiai As’ad juga berhasil mendirikan Unipdu Jombang.

Sebagai pembanding dalam forum bedah buku, KH. Zaimuddin Wijaya As’ad atau Gus Zuem, anak pertama KH. As’ad Umar mengungkapkan bahwa membaca buku ini seperti menyaksikan potongan-potongan video tentang sang ayah yang penuh inspirasi.

“Buku ini seperti klip narasi tentang suksesnya transformasi pendidikan pesantren yang beliau bangun. Isinya bukan hanya gagasan, tapi juga potret perjuangan panjang,” tutur Gus Zuem.

Sementara itu, wartawan senior sekaligus penulis buku, Yusron Aminulloh yang hadir sebagai pembahas, turut memberikan apresiasi atas keberanian Rohmadi keluar dari zona nyaman sebagai jurnalis untuk menulis buku akademik. Ia menyoroti nilai-nilai inklusivitas yang dijunjung tinggi oleh KH. Muh. As’ad Umar.

“Beliau dikenal mudah bergaul, terbuka dengan siapa pun tanpa memandang latar belakang agama, budaya, atau ras. Bahkan dalam banyak kesempatan, beliau tak segan berguru kepada non-Muslim soal pengelolaan pendidikan,” ungkap Yusron.

Salah satu terobosan penting yang dikenang adalah keberanian KH. As’ad Umar untuk memadukan kurikulum pesantren dengan pendidikan umum, di saat banyak pesantren lain masih mempertahankan pola tradisional.

“Hal tersebut ia lakukan bukan untuk menghapus identitas pesantren, melainkan justru untuk menguatkannya agar relevan di tengah zaman yang terus berubah,” paparnya.

Bedah buku ini menjadi momen reflektif sekaligus penghormatan terhadap tokoh pendidikan yang telah meletakkan fondasi besar bagi kemajuan pesantren di Indonesia.

“KH. Muh. As’ad Umar tak hanya meninggalkan warisan lembaga, tetapi juga nilai, semangat, dan pemikiran yang terus hidup dalam gerak perubahan zaman,” ungkapnya.

Reporter: Sutono/Editor: Ais

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.