11 June 2025

Get In Touch

Dishub Merancang Konsep Feeder untuk Operasional Transjatim di Malang Raya

(Ilustrasi) Angkutan kota di Terminal Arjosari, Kota Malang (Santi/Lentera)
(Ilustrasi) Angkutan kota di Terminal Arjosari, Kota Malang (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang tengah merancang konsep feeder untuk mendukung operasional layanan Transjatim di wilayah Malang Raya.

Konsep ini akan memanfaatkan keberadaan angkutan kota (angkot) agar tetap berdaya saing di tengah perubahan sistem angkutan umum.

"Kami sudah membuat yang namanya kajian. Tapi masih konsep. Nanti kami akan berdiskusi sedikit dengan para paguyuban sopir angkot di sini," ujar Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, Senin (9/6/2025).

Saat ini, Dishub Kota Malang telah menyusun kajian mengenai titik-titik lokasi pemberhentian dan keberangkatan feeder. Pria yang akrab dengan sapaan Jaya ini menekankan, konsep feeder bukan sekadar pendukung. Melainkan juga mempertimbangkan nasib para sopir angkot yang selama ini menjadi bagian dari transportasi lokal.

"Dari 15 trayek angkot yang ada di Kota Malang, tidak semuanya hidup. Banyak kendaraan yang sudah tidak beroperasi maksimal, ada yang rusak, ada juga yang hanya jalan sesekali. Kami ingin yang seperti ini bisa dialihkan untuk mendukung sistem feeder," jelasnya.

Ia mencontohkan, pada trayek Arjosari–Gadang (AG), tingkat keterisian angkot atau load factor hanya sekitar 30 persen. Padahal idealnya load factor angkutan umum bisa mencapai 70 persen agar efisien.

Jaya juga menyampaikan, respons dari para sopir angkot cukup positif. Mereka menaruh harapan agar perubahan ini dapat membawa perbaikan layanan. Serta meningkatkan daya saing mereka di tengah tekanan dari angkutan online.

"Kata kuncinya adalah mereka ingin berubah menjadi lebih baik. Ini kesempatan agar para sopir angkot kita ini bisa bersaing dan tidak tertinggal. Karena bagaimanapun kami harus pikirkan juga keberlangsungan mereka," imbuhnya.

Lebih lanjut, sesuai dengan hasil rapat koordinasi bersama Dishub Jatim, Jaya menyebut sebanyak 15 unit bus akan disiapkan untuk melayani rute Transjatim koridor Malang Raya. Menurutnya, ada dua konsep jalur feeder yang kini tengah dikaji untuk operasional Transjatim di Malang Raya.

Konsep pertama, yakni melewati jalur tengah kota yang akan dimulai dari Jalan Ahmad Yani di Kecamatan Blimbing, lalu melintasi pusat Kota Malang.

Sementara konsep kedua menyasar jalur pinggir kota, mulai dari arah Karanglo masuk ke Jalan Raden Intan, Arjosari, Jalan S. Temenggung, Jalan Sulfat, hingga Jalan Kyai Ageng Gribig di Kedungkandang, lalu masuk ke Terminal Hamid Rusdi dan selanjutnya ke wilayah Kabupaten Malang.

"Konsepnya begitu. Di awal memang konsepnya adalah bus besar. Tapi kami beri masukan bahwa tingkat kesulitan di Kota Malang adalah kapasitas jalan. Tidak akan mungkin mampu menampung bus dengan dimensi yang besar. Kami usulkan nanti menggunakan mikro bus," katanya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat kunjungan kerjanya ke Kabupaten Malang akhir Mei lalu menyebut studi kelayakan untuk pengembangan Transjatim koridor Malang Raya tengah berjalan.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.