06 June 2025

Get In Touch

Pulang Kemo, Saat Mendebarkan Penderita Kanker

Penulis (kanan), Arifin BH (tengah) dan Suyono Wasis (kiri)
Penulis (kanan), Arifin BH (tengah) dan Suyono Wasis (kiri)

KOLOM (Lentera) -Pulang terapi kemo. Merupakan saat-saat yang mendebarkan bagi pasien penderita kanker. Biasanya itu yang terjadi.

Sebab, rasa sakit itu bukan pada saat kemoterapi. Tapi setelah pulang di rumah.

Setelah dua tiga hari, bahkan seminggu baru ada reaksi. Yang dialami, berbeda antara satu sama lain. Tergantung kondisi tubuhnya. Dengan derita yang berbeda-beda pula.

Saya, misalnya. Kemo pertama mual-mual. Bagaikan orang hamil. Bahkan sampai muntah, bila berhadapan dengan makanan.

Itu saya alami setelah tiga hari pulang dari rumah sakit. Tiga hari pula mual-mual. Lumayan. Tidak makan tiga hari. Membuat badan langsit. Tida perlu diet segala. Perut langsung kempis.

Beda lagi pada kemo ke dua. Ini betul- betul tersiksa. 10 hari mulut tak berfungsi. Tidak bisa makan. Pun minum. Terpaksa susu dimasukan lewat hidung. Yang lazim disebut dengan sonde.

Kalau orang Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebutnya: Sonde itu artinya 'tidak.' Tapi bagi saya, artinya 'iya'...untuk hidup!

Akibat mulut tak berfungsi. Terpaksa tidur di Mayapada Hospital, lima hari. Alhamdulillah. Baru mulut berfungsi kembali.

Ronde ketiga, beda lagi yang saya alami. Pertama sulit ke belakang. Lalu murus yang disertai dengan sakit perut. Rasa sakitnya tiada tara.Tiga hari pula lamanya.

Berhasil diatasi setelah ke rumah sakit pula. Munum obat tiga kali sehari. Baru bisa diatasi. Bila belum  berhasil. Dokter memberi obat keras. Agar perut tak terasa sakit. Alhamdulillah, tidak saya sentuh.

Hari-hari ini, merupakan saat penuh ketidak pastian. Menanti reaksi kemo ronde ke empat. 

Namun, Rabu tadi pagi (4/6/2025) jalan kaki. Bertiga dengan Arifin BH dan Suyono Wasis. Rumah kami tidak jauh. Hanya beda blok dan RW. Sekitar 3500 langkah yang bisa dilampaui. Mulai dari rumah. Keliling komplek Perumahan Rungkut Barata. Lanjut sampai ke timur. Komplek perumahan Gunung Anyar Harapan. Rumahnya Wasis.

Baru diakhiri makan masi pecal di dekat rumah Arifin BH. Lumayan enaknya (*)

Penulis: M. Nasaruddin Ismail, wartawan senior tinggal di Surabaya|Editor: Arifin BH

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lentera.co.
Lentera.co.