09 June 2025

Get In Touch

Operasi Jaring Laba-Laba Ukraina, Hancurkan 41 Pesawat Tempur Rusia

Ilustrasi serangan drone Ukraina ke pangkalan militer Rusia. (foto:ist/CNN Indonesia/Reuters)
Ilustrasi serangan drone Ukraina ke pangkalan militer Rusia. (foto:ist/CNN Indonesia/Reuters)

UKRAINA (Lentera) - Operasi rahasia yang diberi nama sandi Spider Web atau Jaring Laba-Laba yang dilakukan Ukraina, diklaim berhasil merusak puluhan pesawat tempur strategis Rusia dan menyebabkan kerugian besar senilai miliaran dolar.

Ukraina melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap empat pangkalan militer Rusia, menggunakan 117 drone peledak yang disembunyikan di dalam atap gubuk kayu.

 

Menurut pernyataan pejabat keamanan Ukraina yang tidak disebutkan namanya, drone-drone yang membawa bahan peledak itu dikeluarkan dari gubuk-gubuk yang sebelumnya dimuat ke atas truk dan ditempatkan di sekitar perimeter pangkalan udara. Panel atap gubuk kemudian dibuka secara otomatis, untuk melepaskan drone yang langsung menuju sasaran.

 

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyebut serangan tersebut sebagai operasi jarak jauh terbesar, dalam lebih dari tiga tahun perang. Ia juga menekankan bahwa operasi tersebut merupakan hasil kerja mandiri Ukraina, dengan persiapan selama lebih dari satu setengah tahun.

 

"Ini adalah hasil yang benar-benar brilian dan dicapai sepenuhnya oleh Ukraina," ujar Zelensky dalam pernyataan di Telegram dikutip Reuters seperti dirilis CNN Indonesia, Senin (2/6/2025).

 

"Pasukan Rusia menderita kerugian yang sangat nyata dan sepantasnya," tambahnya.

 

Keamanan Ukraina, SBU mengklaim bahwa 41 pesawat tempur Rusia berhasil dihancurkan. Termasuk 34 persen dari pesawat tempur pembawa rudal jelajah strategis, yang ditempatkan di pangkalan utama Angkatan Udara Rusia.

 

Total kerugian yang ditimbulkan dari serangan tersebut, diperkirakan mencapai US$7 miliar. 

 

Serangan ini terjadi di tengah persiapan Ukraina untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata dengan delegasi Rusia di Istanbul, Turki, yang dimediasi oleh pemerintah AS.

 

Editor: Arief Sukaputra

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.