07 June 2025

Get In Touch

Habiskan Dana Rp9,9 Triliun, Kejagung Sidik Dugaan Korupsi Pengadaan Chromebook Kemendikbudristek

Kapuspen Kejagung, Harli Siregar memberikan keterangan di Gedung Kejagung, Jakarta, Senin (26/5/2025). (foto:ist/Ant)
Kapuspen Kejagung, Harli Siregar memberikan keterangan di Gedung Kejagung, Jakarta, Senin (26/5/2025). (foto:ist/Ant)

JAKARTA (Lentera) - Kejaksaan Agung (Kejagung) sedang menyidik dugaan korupsi pengadaan digitalisasi pendidikan berupa laptop Chromebook di Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) pada tahun 2019-2022 yang menghabiskan anggaran Rp9,982 triliun.

Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar mengatakan bahwa penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidsus) mendalami dugaan adanya pemufakatan jahat oleh berbagai pihak, dengan mengarahkan tim teknis agar membuat kajian teknis terkait pengadaan bantuan peralatan yang berkaitan dengan pendidikan teknologi pada tahun 2020.

“Supaya diarahkan pada penggunaan laptop yang berbasis pada operating system (sistem operasi) Chrome,” katanya di Jakarta mengutip Antara, Senin (26/5/2025).

Padahal, lanjutnya, penggunaan Chromebook bukanlah suatu kebutuhan lantaran pada tahun 2019 telah dilakukan uji coba penggunaan 1.000 unit Chromebook oleh Pustekom Kemendikbudristek dan hasilnya tidak efektif.

“Kenapa tidak efektif? Karena kita tahu bahwa itu (Chromebook) berbasis internet, sementara di Indonesia internetnya itu belum semua sama,” imbuhnya.

Dari pengalaman tersebut, tim teknis pun merekomendasikan untuk menggunakan spesifikasi dengan sistem operasi Windows. Namun, Kemendikbudristek saat itu mengganti kajian tersebut dengan kajian baru yang merekomendasikan menggunakan operasi sistem Chrome.

Adapun dari sisi anggaran, Kapuspenkum mengatakan bahwa pengadaan itu menghabiskan dana sebesar Rp9,982 triliun.

Dana triliunan tersebut, terdiri dari Rp3,582 triliun dana satuan pendidikan (DSP) dan sekitar Rp6,399 triliun berasal dari dana alokasi khusus (DAK).

Usai ditemukan indikasi tersebut, Jampidsus pun menaikkan status perkara tersebut dari tahap penyelidikan menjadi tahap penyidikan pada 20 Mei 2025.

Editor: Arief Sukaputra

 

 

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.