07 June 2025

Get In Touch

Arsip Surabaya Juara, Komisi A DPRD Berharap Ada Perpustakaan Digital Berbasis Teknologi Masa Depan

Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Azhar Kahfi (Amanah/Lentera)
Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Azhar Kahfi (Amanah/Lentera)

SURABAYA (Lentera)– Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya baru saja meraih dua penghargaan sekaligus dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Penghargaan pertama yang diraih adalah Nilai Pengawasan Kearsipan Tertinggi Secara Nasional Tahun 2024 untuk kategori “AA” dengan capaian nilai sangat memuaskan, yakni 98,51.

Capaian ini menunjukkan komitmen kuat Pemkot Surabaya dalam penyelenggaraan kearsipan yang meliputi aspek, kebijakan, pembinaan, pengelolaan arsip inaktif dan statis, Sumber Daya Kearsipan (SDM dan sarana prasarana), serta pengelolaan arsip elektronik.

Penghargaan kedua ANRI menetapkan Arsip Makam Eropa Peneleh Surabaya (1848–2024) sebagai bagian dari Memori Kolektif Bangsa (MKB) Tahun 2025. Arsip bersejarah ini dinilai memenuhi kriteria utama MKB, meliputi signifikansi sejarah, bentuk dan corak arsip, serta signifikansi sosial, spiritual, atau komunitas yang melekat di dalamnya.

Terkait hal tersebut, Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya Azhar Kahfi menilai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) perlu melakukan lompatan besar dalam pengembangan literasi dengan menghadirkan perpustakaan berbasis teknologi digital dan sains futuristik.

Harapannya, fasilitas literasi tidak hanya menjawab kebutuhan saat ini, namun mampu memproyeksikan kebutuhan 10 hingga 20 tahun ke depan.

“Sudah waktunya Surabaya memiliki perpustakaan yang tak hanya menyimpan buku, tapi juga menghadirkan pengalaman literasi berbasis visual, audio, dan digital. Literasi modern itu interaktif dan futuristik. Jadi, prestasinya ini harus diikuti dengan support fasilitas yang dikembangkan," ucap Kahfi ketika ditemui Lentera di ruangannya, Senin (26/5/2025).

Politisi dari Fraksi Gerindra ini menuturkan, perpustakaan daerah (perpusda) Surabaya harus menjadi pusat sains, teknologi, dan digitalisasi arsip sejarah kota. Salah satu contohnya, arsip yang dimiliki Dispusip Surabaya bisa ditampilkan dalam format virtual reality (VR). 

“Arsipnya Surabaya ini juara loh, tinggal bagaimana mendigitalisasinya. Bayangkan, anak-anak bisa duduk dan melihat langsung visualisasi Surabaya tahun 1980-an, atau suasana Kampung Peneleh dua dekade lalu. Bisa juga Tugu Pahlawan dulu bagaimana hanya dalam satu klik," tutur Kahfi. 

Tak hanya itu, ia juga menyarankan agar Perpusda tidak hanya menjadi ruang baca konvensional, tetapi berkembang menjadi pusat interaktif digital yang menampilkan miniatur simulasi seperti gempa bumi atau perkembangan teknologi berbasis teori ilmiah. 

“Kita bisa berkolaborasi dengan kampus seperti ITS untuk pengembangan kontennya," tambahnya. 

Kahfi menilai, dengan visi-misi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, impian ini bukan hal yang mustahil. Sebagai langkah awal, ia menyebut, perpustakaan umum Kota Surabaya yang ada di daerah Rungkut bisa di-upgrade dan dipercantik sebagai pilot project perpustakaan digital masa depan. 

"Harapannya, Surabaya tidak hanya jadi juara di level lokal atau nasional, tapi menjadi kota percontohan literasi berbasis teknologi di level dunia," tutupnya.

Reporter: Amanah|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.