
SURABAYA (Lentera) - Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, M. Romahurmuziy, mengaku beberapa kali meminta saran kepada mantan Presiden Jowo Widodo mengenai calon ketua umum PPP. Dari nama-nama yang disampaikan, Jokowi cenderung ke Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Sejumlah nama yang disampaikan Rommy yaitu Sandiaga Uno, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Penasihat Khusus Presiden urusan Pertahanan Nasional Dudung Abdurachman, Marzuki Alie, Agus Suparmanto, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
“Saya memang menyampaikan sejumlah nama, dan sepengetahuan pak Jokowi, dari nama-nama tersebut, pak Amran adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan PPP di 2029 mendatang,” kata dia dilansir Tempo, Senin (26/5/2025).
Dia mengatakan, sejumlah nama itu murni usulannya. Namun, nama Agus Suparmanto didorong oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen.
Selain, nama-nama tersebutm Romahurmuziy juga mengaku membujuk Anies Baswedan untuk menjadi calon ketua. “Bahkan Anies Baswedan pun saya pernah bujuk untuk bersedia masuk dan memimpin PPP pada akhir Desember 2024 lalu,” kata Romahurmuziy yang akrab dipanggil Rommy ini, Senin (26/5/2025).
Namun, Rommy mengaku fokus untuk mengusung nama Amran berdasarkan masukan dari Jokowi. “Karena pak Jokowi tahu persis kualitas dan totalitas Pak Amran jika diberikan sebuah amanah,” kata dia.
Meski begitu, Rommy menilai, Jokowi tidak cawe-cawe mengenai nama Amran. Rommy hanya meminta pandangan cara efektif mengembalikan PPP ke Senayan.
“Saya memang menyampaikan sejumlah nama, dan sepengetahuan pak Jokowi, dari nama-nama tersebut, pak Amran adalah yang paling sesuai dengan kebutuhan PPP di 2029 mendatang,” kata dia.
Rommy mengatakan, sudah berteman lama dengan Amran hampir dua dekade. Rommy membutuhkan waktu untuk meyakinkan Amran untuk berseda maju. “Sampai saya harus ke Makassar meyakinkan Amran,” kata dia.
Dilansir dari antara, Rommy mengaku sempat terbang ke Makassar hanya untuk membujuk Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersedia maju sebagai Ketua Umum PPP.
"Saya butuh berkali-kali meyakinkan beliau (Amran) untuk bersedia maju, sampai saya harus ke Makassar meyakinkan beliau," kata pria yang akrab disapa Gus Rommy dikutip Antara, Senin (26/5/2025).
Walau sudah dibujuk dengan beragam upaya, Rommy mengaku Amran belum bisa memberi keputusan dan dalam posisi menunggu. Alasannya, Amran masih punya tanggung jawab sebagai menteri pertanian.
"Pak Amran masih wait and see. Murni disebabkan kesibukan beliau yang memiliki beban berat sebagai tulang punggung program kedaulatan pangan pemerintah," terang dia.
Menurut Rommy, Amran memang memiliki segala kriteria yang dibutuhkan untuk memimpin PPP. Dari segi ketokohan, Amran dinilai memiliki etos kerja yang baik karena dianggap berhasil menakhodai Kementerian Pertanian di era Jokowi maupun Presiden Prabowo Subianto.
Selain itu, latar belakang Amran yang juga sebagai pengusaha dianggap dapat mendukung dari segi logistik untuk membawa PPP maju.
"Pak Amran adalah seorang pengusaha yang sukses. Hanya kurang publikasi saja atas kesuksesan usahanya," kata Gus Rommy.
Apa lagi, lanjut Rommy, Amran memiliki kedekatan dengan pengusaha besar Haji Isam yang dianggap dapat berdampak baik untuk PPP ke depannya.
Namun demikian, Rommy menegaskan kehadiran Haji Isam bukan berarti untuk mengakuisisi PPP melalui Amran.
"Sebagai pengusaha sukses, Haji Isam tidak butuh mengakuisisi partai manapun. Karena sebagai pengusaha dengan komunikasi yang luas, beliau berteman dengan seluruh partai," kata Rommy.
Rommy mengatakan, mencari sosok pemimpin baru untuk bisa membawa PPP kembali ke Senayan. Diketahui, PPP tidak lolos dalam parlemen pada Pemilu 2024. Menurut Rommy, upaya itu memerlukan logistik yang tidak sedikit.
Bagi Rommy, Amran seorang pengusaha yang sukses. Namun, kesuksesan Amran tidak banyak dipublikasi. “Bahwa Amran adalah kerabat Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam, tentunya ini kebetulan yang baik jika memang akhirnya pak Amran ditakdirkan memimpin PPP,” kata dia. (*)
Editor : Lutfiyu Handi