TRENGGALEK (Lentera) - Kabupaten Trenggalek kembali dihantam serangkaian bencana alam selama hampir dua pekan terakhir. Sebanyak 58 kejadian hidrometeorologi tercatat terjadi hanya dalam waktu 12 hari yang menyebabkan kerusakan luas di puluhan desa serta menelan enam korban jiwa akibat tanah longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek melaporkan bahwa rentetan bencana terjadi dalam kurun waktu 14 hingga 25 Mei 2025. Bencana tersebut tersebar di 78 titik lokasi yang mencakup 13 kecamatan dan 51 desa atau kelurahan.
“Hujan dengan intensitas ringan hingga tinggi yang terus terjadi lebih dari sepekan terakhir memicu bencana beruntun di berbagai wilayah Trenggalek,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono, Senin (26/5/2025).
Triadi merinci, dari total kejadian tersebut, terdapat 34 peristiwa tanah longsor, 20 titik banjir, serta empat kejadian cuaca ekstrem. Dampaknya, puluhan rumah warga rusak dengan rincian 60 rumah mengalami kerusakan ringan, dua rusak sedang, dan enam lainnya rusak berat. Tak hanya permukiman, fasilitas umum seperti jalan, jembatan, sekolah, saluran irigasi, dan talud juga mengalami kerusakan serius.
“Ini bukan sekadar bencana biasa. Rentetan kejadian ini menunjukkan bahwa perubahan cuaca ekstrem membawa konsekuensi serius bagi masyarakat, baik dari sisi kerugian material maupun korban jiwa,” tegasnya.
Wilayah paling terdampak berada di Kecamatan Panggul yang mencatat 10 titik longsor. Diikuti Kecamatan Munjungan dengan delapan titik. Sementara di Kecamatan Bendungan terjadi kombinasi bencana berupa empat longsor, empat banjir, dan satu cuaca ekstrem. Gandusari dan Trenggalek masing-masing mengalami empat kejadian banjir.
Enam warga dilaporkan meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor. Selain itu, satu sekolah mengalami kerusakan berat dan sejumlah fasilitas publik lainnya ikut terdampak.
Dalam upaya penanganan darurat, BPBD bekerja sama dengan TNI, Polri, relawan, dan perangkat desa untuk melakukan evakuasi, pembersihan material longsor, distribusi bantuan logistik, serta mendirikan dapur umum di titik-titik terdampak.
“Kami terus melakukan asesmen lapangan dan memperkuat koordinasi antarinstansi agar penanganan bisa cepat dan merata. Masyarakat juga kami minta tetap waspada, karena prakiraan cuaca menunjukkan potensi hujan ekstrem masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan,” pungkas Triadi. (*)
Reporter: Herlambang
Editor : Lutfiyu Handi