07 June 2025

Get In Touch

Banjir Bandang dan Longsor di Pegunungan Arfak, 15 Orang Meninggal dan 4 Masih Hilang

Tim SAR gabungan mengevakuasi korban meninggal dunia bandang dan longsor di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Rabu (21/5/2025). (foto:ist/dok.Ant/Tim SAR)
Tim SAR gabungan mengevakuasi korban meninggal dunia bandang dan longsor di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, Rabu (21/5/2025). (foto:ist/dok.Ant/Tim SAR)

JAKARTA (Lentera) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan 15 korban banjir bandang yang menerjang kawasan penambangan emas tradisional di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

"Total 15 jenazah telah ditemukan secara bertahap sejak, Minggu (18/5/2025) hingga Rabu (21/5). Delapan di antaranya sudah teridentifikasi, sementara tujuh lainnya masih dalam proses identifikasi,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di Jakarta merilis Antara, Jumat (23/5/2025).

Menurut dia, sampai saat ini masih ada 4 orang yang dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian oleh tim gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI/Polri, dan masyarakat setempat.

BNPB mengkonfirmasi banjir bandang yang terjadi, Jumat (16/5/2025) sekitar pukul 21.00 WIT setelah hujan deras mengguyur kawasan Pegunungan Arfak selama hampir 7 jam. Derasnya aliran air menghantam tenda-tenda pekerja tambang emas tradisional dan menyeret seluruh perlengkapan yang ada.

Salah satu korban yang sempat dilaporkan hilang, Erik (25), ditemukan selamat di Kampung Kenyum dan dalam kondisi sehat. Namun upaya pencarian korban lainnya masih terus dilakukan, dengan berbagai kendala di lapangan.

“Medan yang ekstrem, arus sungai deras, cuaca tidak menentu, serta keterbatasan alat dan jaringan komunikasi sangat menyulitkan proses evakuasi. Suhu yang sangat dingin di malam hari juga mempengaruhi stamina tim SAR,” ujar Abdul.

BNPB menyatakan sejumlah kebutuhan mendesak saat ini adalah alat komunikasi dan penerangan, logistik untuk personel, alat pelindung diri (APD), perlengkapan tidur, kendaraan operasional, ambulans jenazah, bahan bakar, dan alat berat untuk menjangkau lokasi-lokasi sulit.

"Pemerintah daerah bersama seluruh instansi terkait terus berkoordinasi, guna memastikan operasi pencarian dan evakuasi berlangsung optimal," kata dia menegaskan.

BNPB juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi atau gambar korban yang belum terverifikasi, dan mendukung upaya pencarian dengan memberikan akses serta data yang dibutuhkan.

Editor: Arief Sukaputra

 

 

 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.