
BLITAR (Lentera) - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar, terus melakukan inovasi sebagai upaya mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional bidang peternakan yang menjadi prioritas Presiden RI, Prabowo Subianto.
Kepala Disnakkan Kabupaten Blitar, Eko Susanto menyampaikan ada beberapa program dan inovasi yang sudah dilakukan pihaknya, untuk mendukung Program Ketahanan Pangan bidang peternakan dan perikanan.
"Secara umum, kondisi peternakan dan perikanan di Kabupaten Blitar baik. Namun, beberapa inovasi tetap terus dilakukan, terutama untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah pusat," ujar Eko.
Karena dari sisi populasi dan produktifitas pertanian maupun perikanan di Kabupaten Blitar, dijelaskan Eko sudah bisa memenuhi kebutuhan daerah sendiri.
"Sehingga terkait ketahanan pangan terutama kebutuhan protein, dari peternakan dan perikanan Kabupaten merupakan daerah penyangga yang berkontribusi memenuhi kebutuhan nasional," jelasnya.
Seperti kebutuhan telur ayam nasional dan susu, Kabupaten Blitar justru mensuplai ke luar daerah. Termasuk daging, ayam, itik, ikan air tawar, dan air laut juga menjadi pemasok ke daerah lain.
Sesuai data terakhir tahun 2024 di Kabupaten Blitar, jumlah populasi ayam sekitar 16,8 juta ekor, Kabupaten Blitar bisa memproduksi 158,3 ribu ton telur setahun. Sementara untuk populasi sapi perah 21,6 ribu ekor, dengan produksi susu sekitar 40,5 juta ton susu per tahunnya.
Diungkapkan Eko selain Kabupaten Blitar penopang sekitar 30 persen kebutuhan telur nasional, juga sudah bekerjasama atau MoU dengan beberapa daerah diantaranya Surabaya, Probolinggo, Yogyakarta, Bantul, Bojonegoro dan Banjarmasin.
"Untuk memasok komoditas dari Kabupaten Blitar, seperti telur, ayam, ikan dan yang terbaru kambing," paparnya.
Sedangkan beberapa inovasi dari Disnakkan Kabupaten Blitar, untuk mendukung ketahanan pangan nasional yakni Bussiness Tour Pelaku Usaha Peternakan dan Perikanan. Forum strategis untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha, dan perekonomian daerah.
“Tujuan dari Bussiness Tour adalah membangun komunikasi dan jejaring dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk perbankan, pemerintah daerah, dunia usaha, serta akses-akses pasar,” kata Eko.
Kemudian lanjut Eko kalau saat ini pihaknya mendorong inovasi untuk meningkatkan produktifitas, kualitas produk dan pemasaran.
Terbaru, inovasi fasilitasi ekspor, produk peternakan dan perikanan ke negara-negara yang bisa menjadi pasar baru.
"Ini inovasi baru dengan dukungan dari Dirjen PKH Kementan RI, ada sekitar 5-7 farm yang diusulkan dan akan dilakukan verifikasi sesuai dengan pangsa pasar dan buyer di luar negeri," tandasnya
Nantinya lanjut Eko, akan dilakukan pendampingan, untuk memenuhi syarat dari buyer misal ada label omega, organik dan label lainnya.
Beberapa waktu lalu, juga dilakukan ekspor perdana konsentrat ruminansia atau produk pakan produksi dari Kabupaten Blitar ke Brunei.
Ditambahkan Eko agar potensi telur Kabupaten Blitar tetap bisa bersaing, baik di pasar nasional maupun internasional. Didorong adanya inovasi varian telur ayam baru, seperti telur omega, telur organik dan telur cage free.
"Yaitu telur ayam yang tidak dipelihara di kandang, tapi dilepas di area tertentu dengan pakan yang lebih bagus. Sehingga kualitas telurnya berbeda, mirip dengan telur omega. Jenis telur seperti ini yang banyak diminati pasar luar negeri," imbuhnya.
Sektor peternakan dan perikanan di Kabupaten Blitar, memberikan kontribusi pada PDRB sekitar 15 persen. Bahkan nilai investasi masyarakat termasuk pengusaha bidang peternakan dan perikanan, belum termasuk kandang serta peralatan totalnya mencapai sekitar Rp 7 triliun pungkasnya.(*)
Reporter: Ais/Editor: Arief Sukaputra