
SURABAYA (Lentera)– Menjelang puncak Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-732, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Bahtiyar Rifai menyampaikan sejumlah harapan dan evaluasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) agar Kota Pahlawan lebih baik lagi.
Bahtiyar menekankan pentingnya penyelesaian pekerjaan rumah (PR) yang masih tertunda, mulai dari banjir, pendidikan, infrastruktur, hingga pelayanan publik dan digitalisasi pemerintahan.
“Saya berharap ke depan pemerintah kota bisa menyelesaikan PR-PR yang selama ini belum terselesaikan, terutama penanganan banjir dan peningkatan kualitas pendidikan,” ucap Bahtiyar ketika dihubungi Lentera, Senin (20/5).
Salah satu sorotan utama Bahtiyar adalah perlunya pemberian beasiswa kepada pelajar tingkat SMA, SMK, dan perguruan tinggi melalui skema Beasiswa Pemuda Tangguh. Menurutnya, hal ini bisa menjadi hadiah spesial bagi pelajar Surabaya di momen HJKS ke-732.
“Walaupun kewenangan SMA dan SMK ada di provinsi, saya harap Surabaya bisa memberi kado istimewa berupa penambahan kuota beasiswa Pemuda Tangguh agar bisa meringankan beban orang tua siswa,” tuturnya.
Tak hanya di bidang pendidikan, politisi dari Fraksi Gerindra ini juga menyoroti terkait pemerataan pembangunan dan penguatan digitalisasi.
Dalam hal infrastruktur, Bahtiyar menilai pembangunan di pusat kota sudah cukup baik, namun ia menyoroti perlunya pemerataan hingga wilayah perkampungan agar seluruh warga merasakan dampak pembangunan secara merata.
Ia juga mengapresiasi program digitalisasi layanan publik yang telah dikembangkan Pemkot Surabaya. Menurutnya, Surabaya berpotensi menjadi pionir dalam penerapan sistem pemerintahan berbasis digital secara utuh di Indonesia.
Dimana hal tersebut sesuai dengan visi Kota Surabaya yakni Transformasi Surabaya Menuju Kota Dunia yang Maju, Humanis dan Berkelanjutan.
“Digitalisasi kita sudah bagus, tinggal penguatan SDM agar lebih memahami sistem dan bisa melayani masyarakat dengan optimal, khususnya di level kelurahan dan kecamatan,” jelasnya.
Meski mengapresiasi perbaikan pelayanan publik, Bahtiyar menyebut masih adanya kendala di lapangan yang berkaitan dengan kapasitas SDM. Ia berharap pelatihan dan pemahaman mendalam diberikan agar petugas layanan, terutama di tingkat RW dan kelurahan, bisa memberikan layanan prima kepada masyarakat.
Di bidang ekonomi, Bahtiyar mengakui tantangan klasik masih menghantui Surabaya. Ia menyoroti perlunya kolaborasi antara pemkot dan perusahaan swasta untuk membuka lapangan kerja bagi warga ber-KTP Surabaya.
“Warga Surabaya harus menjadi tuan rumah di kota sendiri,” tegasnya.
Ia juga mendorong adanya pendampingan terhadap pelaku ekonomi kreatif (ekraf) agar mereka memiliki akses pasar dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman.
Di samping itu, Bahtiyar juga memberikan catatan terhadap rencana pembentukan “Kabinet Surabaya Berkah” oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Ia menekankan pentingnya penempatan pejabat berdasarkan kapasitas dan kompetensi.
“Saya harap para pejabat yang dilantik nanti benar-benar menjalankan komitmen yang disampaikan saat lelang jabatan. Ini penting demi pelayanan terbaik bagi warga,” pesannya.
Di momen HJKS ke-732 ini, diharapkan menjadi momentum untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang semakin maju dan humanis.
“Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia. Saya harap kita bisa jadi pijakan atau referensi bagi kota lain di Indonesia ke depannya,” tutupnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais