SURABAYA (Lentera) -Valeria Marquez, seorang beauty influencer asal Meksiko, tewas ditembak saat melakukan siaran langsung atau Live TikTok pada Selasa, 13 Mei 2025.
Peristiwa tragis ini terjadi di salon miliknya, Blossom The Beauty Lounge, yang berlokasi di Zapopan, Jalisco, Meksiko.
Dalam siaran langsung tersebut, Valeria Marquez terlihat menerima hadiah berupa boneka babi kecil dari seseorang yang tidak dikenalnya.
Valeria Marquez sempat mengungkapkan kekhawatirannya terkait hadiah tersebut kepada para pengikutnya.
Tak lama kemudian, seorang pria masuk ke salon dan menanyakan apakah ia Valeria. Setelah Valeria mengiyakan, pria tersebut menembaknya di bagian kepala dan perut.
Valeria sempat memegangi perut dan dadanya sebelum akhirnya terkulai di kursi, sementara siaran langsung masih berlangsung hingga seseorang mematikan ponsel yang merekamnya.
Sebelum kejadian, Valeria sempat mengungkapkan rasa gelisahnya dalam siaran langsung. Ia menceritakan bahwa dirinya menerima "hadiah mahal" dari seseorang yang tidak dikenalnya. Hadiah itu dikirim lewat seorang temannya bernama Erika.
"Teman, mereka mungkin akan membunuhku," kata Valeria dalam salah satu sesi live-nya.
Sementara itu, untuk unggahan terakhir Valeria Marquez dalam bentuk feed di Instagram dan TikTok tak menunjukan tanda ancaman seperti saat unggahan siaran Live-nya, hanya berupa unggahan tentang busana yang merupakan kegiatan rutinnya sebagai beauty influencer.
Pihak kepolisian menduga insiden ini sebagai kasus femisida atau pembunuhan terhadap perempuan karena alasan gender.
Pelaku dilaporkan kabur dengan sepeda motor dan masih dalam pengejaran aparat.
Kematian Valeria Marquez menyisakan duka mendalam di media sosial. Banyak warganet yang menyampaikan belasungkawa dan merasa kehilangan sosok inspiratif di dunia kecantikan.
Mengutip Kompas, Valeria masih duduk di kursinya sambil memeluk boneka babi berwarna pink yang ia terima sesaat sebelum tragedi.
Hingga kini, pihak berwenang masih menyelidiki motif di balik pembunuhan ini dan berupaya mengidentifikasi serta menangkap pelaku.
Menurut sebuah pernyataan dari kantor kejaksaan negara bagian Jalisco, kasus ini sedang diselidiki di bawah protokol feminisme, yang diterapkan dalam kasus-kasus di mana seorang wanita dibunuh karena jenis kelaminnya (*)
Editor: Arifin BH
.jpg)
