18 May 2025

Get In Touch

Menang di Atas Ring, KO di Rumah

Berasama dr Tommy Lesmana
Berasama dr Tommy Lesmana

KOLOM (Lentera) -Beberapa saat yang lalu, dr Tommy Lesmana, berkunjung ke ruangan kamar 503 Graha Amerta, Surabaya.

Yang ditanyakan kondisi saya. "Bagaimana kondisinya ?" tanya dokter alumnus Unair ini.

Sebelum menjawab, saya minta foto berdua dulu. Khawatir beliau keburu pulang. Maklum supervisinya hanya sebentar.

Sambil memperagakan jalan dan angkat kaki, saya jawab: “Kondisi baik”.

"Iya, saya kurangi dosisnya, agar reaksi obat tidak seperti yang lalu," katanya.

Lantas saya kembali bertanya. Kalau sudah pulang. Apa boleh olahraga dokte?

"Silahkan. Agar kondisinya bagus, harus banyak beraktivitas," katanya.

"Tapi jangan lupa nutrisinya, harus dijaga," sambungnya.

Pada ronde tiga. Dari sisi logistik, rasanya lebih siap. Dapur di rumah, pindah ke Graha Amerta hehe....

Apa bisa menang atau knockout atau KO lagi? Belum tahu.

Saat kemo, semuanya berjalan lancar. Dan tidak merasakan apa-apa. Kecuali mual sedikit.

Yang dikhawatirkanjustru setelah sampai di rumah.

Ada kejelekan saya. Di rumah sakit, makan tidak disentuh.

Apakah tidak enak? Bukan!

Masakannya sudah standar kesehatan. Kata isteri, enak.Tapi, baru lihat saja, sudah mual. Ini ciri dan kelemahan saya, saat rawat di rumah sakit.

Selama dua tahun terakhir. Sudah empat rumah sakit yang saya jajaki. Mulai dari Surabaya Hospital, Mayapada Hospital, RS Adi Husada. Dan terakhir di Graha Amerta.

Bisa menjajaki beberapa rumah sakit swasta, berkat asuransi dari perusahaan. Tempat kerja. Alhamdulillah, kantor ikutkan asuransi kesehatan.

Tiap hari, disuntik dengan anti mual. Tapi tetap saja. Harus disiasati, beli makan di luar. Atau kiriman dari rumah. Baru bisa makan.

Kata dokter, kalau ingin sembuh: harus banyak makan.

"Kalau mau sembuh, ya harus makan yang bergizi," kata dr Tommy setengah mengancam.

Dari rumah, isteri membawa pemanas air. Bawa susu khusus untuk orang sakit.  Termasuk buah untuk dibikin jus. Telur ayam kampung untuk direbus.  

Semuanya untuk perbaki gizi. Karena badan kian kurus.

Namun, semuanya hanya sebuah ikhtiar. Sebuah perjuangan. Agar kembali sehat. Yang menentukan adalah Yang Maha kuasa. Allah SWT. Tentu, dengan iringan doa, semoga tidak KO lagi.

Saat ini saya tengah menjalani kemo. Rencananya, infus terakhir, berlang selama 22 jam. Dari 50 jam.

Kalau lancar. Insya Allah, malam ini (Ahad, 11/5/2025)  sudah berakhir. Saya bisa pulang rumah.

Obat yang diberikan sekarang fluorouracil. Dosisnya 2064 mg. Volume total 500 ml.

Kata dr Tommy. Agar tidak KO, dosisnya dikurangi. Disesuaikan dengan berat badan.

Tapi, pada ronde ke empat nanti. Dosisnya mulai dinaikkan lagi secara ɓertahap.

Pada ronde ke 6 akan diberi yang maksimal. Seperti ronde ke 2. Yang membuat saya KO itu. Ampun…!

Bagaimana mekanisme kerja dari fluorouracil? Fluorouracil bekerja dengan cara menghambat pembentukan materi genetik (DNA dan RNA) sel kanker.

Berbekal cara kerja tersebut, pertumbuhan sel-sel kanker bisa dihentikan, sehingga kanker bisa mengecil dan menghilang. Insya Allah.

Penggunaan fluorouracil biasanya dikombinasikan dengan obat kanker lain. Yang sebelumnya di infuskan ke pasien.

Karena tetesannya cepat. Yang awal inilah yang membuat sakit di tangan.

Penulis: M. Nasaruddin Ismail, wartawan senior tinggal di Surabaya|Editor: Arifin BH

Share:

Punya insight tentang peristiwa terkini?

Jadikan tulisan Anda inspirasi untuk yang lain!
Klik disini untuk memulai!

Mulai Menulis
Lentera.co.
Lentera.co.