
SURABAYA (Lentera) - Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya baru saja menghadirkan teknologi computed tomography (CT) terbaru, SOMATOM Force. Teknologi ini memungkinkan pencitraan resolusi tinggi secara cepat dan nyaman, sangat ideal untuk mendiagnosis berbagai kondisi medis kompleks, termasuk neurologi, kardiovaskular, toraks, onkologi, dan pediatrik.
Dengan menggandeng Siemens Healthineers, peluncuran ini menandai komitmen kuat rumah sakit dalam menyediakan layanan kesehatan unggulan, terutama di Heart & Vascular Center dan Brain & Spine Center.
COO Mitra Keluarga Hospital Group dr. Christina Dian Anggraeni mengatakan, SOMATOM Force menawarkan kecepatan pemindaian tinggi dengan dosis radiasi yang sangat rendah, tanpa mengurangi kualitas gambar. “Dengan SOMATOM Force, kami membawa inovasi medis kelas dunia lebih dekat ke masyarakat Jawa Timur. Teknologi ini membantu mempercepat diagnosis, meningkatkan akurasi, serta menjaga kenyamanan dan keselamatan pasien,” kata dr. Christina, Senin (21/4/2025).
Sementara itu, Radiologist RS Mitra Keluarga Surabaya, dr. Paulus Rahardjo, Sp. Rad. (K), menjelaskan, penyakit kardiovaskular (PKV) dan stroke terus menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data World Heart Federation dan American Heart Association, Asia Tenggara mencatat hampir sepertiga kematian akibat PKV, dengan stroke sebagai salah satu ancaman utama. Di Indonesia sendiri, hipertensi menjadi faktor risiko utama PKV dan stroke mencapai prevalensi 32,8% di Jawa Timur.
“CT scan SOMATOM Force memperkuat upaya kami dalam mendeteksi lebih dini kondisi-kondisi medis yang serius dan sering tidak bergejala. Ini adalah bagian dari strategi jangka panjang kami dalam memperluas akses pada layanan kesehatan yang presisi dan berbasis pasien,” jelasnya.
Terkait keunggulan dari alat ini, dr. Paulus mengungkapkan, alat ini mempunyai dual source technology yang dapat menghasilkan 384 irisan per rotasi. Yakni mempercepat proses pemindaian, dengan memberikan kualitas gambar yang sangat tinggin
Selain itu, dosis radiasi rendah sehingga dapat mengurangi paparan radiasi hingga 50 persen. "Alat ini juga dapat menguntungkan pada pasien anak-anak atau yang sering mengalami prosedur pencitraan karena dapat disesuaikan. Selakn itu, kemampuan mendeteksi tumor pada tahap awal menggunakan resolusi tinggi," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Country Head Siemens Healthineers Indonesia, Alfred Fahringer menyampaikan kebanggaannya dapat menjadi mitra teknologi dalam inisiatif ini.
“SOMATOM Force bukan hanya soal kecanggihan perangkat, tapi juga soal membawa solusi tepat waktu bagi masyarakat. Kami percaya, kemitraan ini akan membuka jalan menuju layanan diagnostik yang lebih inklusif dan responsif di Jawa Timur," tutupnya. (*)
Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi