
SURABAYA (Lentera) – Kesehatan mental selama ini lebih sering dikaitkan dengan stres, tekanan pekerjaan, atau faktor lingkungan. Namun, semakin banyak penelitian ilmiah mengungkap bahwa pola makan juga memiliki pengaruh besar terhadap kondisi psikologis seseorang.
Profesor neurobiologi Stanford Andrew Huberman mengemukakan, pilihan makanan yang dikonsumsi bisa berpengaruh pada kondisi kesehatan mental.
"Gagasan bahwa apa yang kita makan dapat mempengaruhi suasana hati dan kesehatan mental kita bukanlah hal yang mengejutkan," katanya dikutip dari siaran Hindustan Times pada Senin (21/4/2025).
Sejumlah penelitian ilmiah dan klinis terbaru menguatkan pandangan tersebut. Makanan olahan, kerap tinggi gula tambahan, lemak trans, dan bahan aditif lain, diduga memiliki dampak negatif pada otak dan sistem saraf.
"Namun, baru-baru ini penelitian ilmiah dan klinis menunjukkan hubungan kuat antara mengonsumsi makanan olahan dan gangguan kesehatan mental. Perubahan pada mitokondria kemungkinan menjadi penghubung antara kedua faktor ini," tambahnya.
Mitokondria, sebagai pusat produksi energi dalam sel, memainkan peran penting dalam fungsi otak. Ketika mitokondria terganggu oleh asupan nutrisi tidak seimbang, kinerja otak pun ikut terpengaruh.
Pernyataan tersebut dikuatkan dalam siniar bersama psikiater Chris Palmer dari Harvard pada 4 April 2025 lalu. Ia menyampaikan bahwa makanan yang diproses secara minimal, seperti buah, sayur, dan bahan segar lainnya, cenderung lebih baik bagi kesehatan mental.
"Tentu saja hasil seperti ini bersifat korelatif. Ada banyak masalah gaya hidup yang mungkin menyertai konsumsi makanan olahan atau penghindaran makanan semacam itu," katanya.
Makanan yang Perlu Diwaspadai
Sejumlah makanan yang umum dikonsumsi ternyata berpotensi berdampak negatif terhadap suasana hati dan kesehatan mental. Berikut beberapa di antaranya:
• Makanan cepat saji seperti burger, kentang goreng, dan nugget, tinggi lemak jenuh dan zat aditif yang dapat memicu peradangan pada otak.
• Makanan manis berlebihan, termasuk permen, soda, dan es krim buatan, dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang diikuti penurunan drastis, memicu kecemasan dan kelelahan.
• Karbohidrat olahan seperti roti putih, mie instan, dan kerupuk juga bisa berdampak pada kestabilan suasana hati.
• Kafein berlebihan, terutama dari minuman energi dan kopi instan manis, berisiko memicu gangguan tidur dan rasa cemas.
• Makanan tinggi lemak trans seperti donat goreng, margarin murah, dan keripik kemasan, dapat meningkatkan risiko depresi.
Meski makanan bukan satu-satunya faktor penentu, menjaga pola makan sehat dan seimbang dapat menjadi langkah kecil yang berdampak besar dalam menjaga kesehatan mental.
Penulis: Novi-Mg3/Co-Editor: Nei-Dya