
SURABAYA (Lentera) - Menyeruput teh hangat di pagi atau sore hari memang menenangkan. Tapi, siapa sangka kebiasaan ini bisa membawa bahaya tersembunyi?
Dalam sebuah penelitian dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menemukan terdapat beberapa merek teh celup di Indonesia terkontaminasi mikroplastik.
Mikroplastik merupakan partikel plastik sangat kecil (kurang dari 5 mm) yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia. Dalam kasus teh celup, partikel ini berasal dari kantong teh yang terbuat dari bahan plastik seperti Polietilen (PE) atau Nylon.
Saat diseduh dengan air panas, plastik ini bisa melepaskan partikel berbahaya ke dalam minuman yang kita konsumsi.
Terkait hal itu, dosen Teknologi Pangan Universitas Kristen Petra, Dr. Ong Lu Ki menjelaskan mikroplastik bukan sekadar kotoran biasa. "Partikel ini bisa menembus pembuluh darah dan mengganggu fungsi organ vital. Bahkan, dalam jangka panjang, bisa memicu penyakit autoimun," jelasnya, Rabu (16/4/2025).
Menurutnya, jika kantong teh dilapisi atau terbuat dari plastik, hampir pasti ada risiko mikroplastik di dalamnya. Untuk itu, kualitas kemasan menjadi kunci penting dalam memilih teh yang aman.
Dr. Ong pun menyarankan agar produsen mulai beralih ke bahan kantong teh yang alami, seperti serat panjang yang tidak mudah pecah. Ia juga menyebutkan alternatif bahan pelapis yang lebih aman, seperti pati termodifikasi atau gelatin yang bisa dicerna tubuh.
Sementara itu, bagi masyarakat yang ingin tetap menikmati teh dengan aman, ada beberapa cara yang bisa diterapkan. Pertama, gunakan daun teh asli yang diseduh dalam teko dengan saringan stainless steel atau french press.
"Bisa juga dengan konsumsi ekstrak teh tanpa ampas, yang diproses dengan teknologi seperti spray drying. Dengan ca ini, kita tetap bisa menikmati teh favorit tanpa harus khawatir soal risiko mikroplastik," tutupnya. (*)
Reporter: Amanah
Editor : Lutfiyu Handi