08 April 2025

Get In Touch

Balasan China: Semua Impor AS Dikenai Tarif Tambahan 34% 

Ilustrasi
Ilustrasi

BEIJING (Lentera) - Perang dagang makin meruncing. Terbaru, China melakukan 'serangan' balasan dengan mengenakan tarif tambahan sebesar 34 persen pada semua produk yang diimpor dari Amerika Serikat (AS). Aturan mulai berlaku 10 April, menurut pernyataan Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara, Jumat (4/4/2025) waktu setempat.

Pengumuman itu menyusul keputusan AS yang memberlakukan tarif timbal balik atau tarif resiprokal terhadap ekspor China ke AS. Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara menganggap langkah AS tidak sesuai dengan aturan perdagangan internasional dan secara serius merongrong hak-hak dan kepentingan China yang sah serta merupakan tindakan khas intimidasi sepihak.

Langkah AS itu tidak hanya merugikan kepentingan AS sendiri, tetapi juga membahayakan perkembangan ekonomi global serta stabilitas rantai industri dan pasokan, menurut komisi itu.

China mendesak AS untuk segera mencabut kebijakan tarif sepihaknya dan menyelesaikan perselisihan perdagangan melalui konsultasi atas dasar kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan.

Komisi itu menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan berikat yang sudah ada, serta kebijakan pengurangan dan pembebasan pajak, tidak akan berubah. Sementara itu, menurut komisi tersebut, tarif tambahan baru yang akan diberlakukan tidak akan mendapatkan pengurangan atau pembebasan.

Gugat ke WTO

Sementara itu, Kementerian Perdagangan China pada Jumat (4/4/2025) mengatakan telah mengajukan gugatan hukum kepada mekanisme penyelesaian sengketa Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyusul pengumuman Amerika Serikat pada Kamis (3/4) untuk mengenakan tarif timbal balik pada semua mitra dagang.

“Dengan diberlakukannya apa yang disebut tarif timbal balik, AS sangat melanggar aturan WTO, secara serius merongrong hak-hak dan kepentingan yang sah dari para anggota WTO, dan secara serius merusak sistem perdagangan multilateral yang berdasarkan peraturan serta tatanan ekonomi dan perdagangan internasional,” kata seorang juru bicara (jubir) Kemendag China.

"Penerapan itu merupakan praktik intimidasi sepihak yang membahayakan stabilitas tatanan ekonomi serta perdagangan global, dan China dengan tegas menentang hal ini," ujar jubir tersebut.

China senantiasa menjadi pembela teguh tatanan ekonomi dan perdagangan internasional serta pendukung kuat sistem perdagangan multilateral, kata jubir tersebut.

"Kami mendesak pihak AS untuk segera memperbaiki tindakan kelirunya dan membatalkan langkah-langkah tarif sepihaknya," ujarnya.

 

Editor:Widyawati/Sumber:Xinhua


 

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.