18 April 2025

Get In Touch

Megaroket Starship, Sukses dan Gagal Uji Coba ke-7

Wahana ruang angkasa Starship lepas landas untuk uji coba ke-enam dari Starbase di Boca Chica, Texas, 19 November 2024. (Foto: Chandan Khanna/AFP)
Wahana ruang angkasa Starship lepas landas untuk uji coba ke-enam dari Starbase di Boca Chica, Texas, 19 November 2024. (Foto: Chandan Khanna/AFP)

JAKARTA (Lenteratoday) - Megaroket adalah roket raksasa yang dimiliki oleh perusahaan SpaceX. Megaroket milik SpaceX bernama Starship. Megaroket Starship dirancang untuk membantu manusia menjelajahi Mars. Roket ini membawa bahan bakar dan oksigennya sendiri.

Uji peluncuran megaroket milik SpaceX, Starship, yang ketujuh kalinya telah dilakukan pada Kamis (16/1/ 2025), waktu Texas Selatan, Amerika Serikat atau Jumat (17/1/2025) pagi, waktu Indonesia barat. Uji itu sukses dan gagal.

Peluncuran yang ketujuh bertujuan antara lain menguji sekali lagi kemampuan menangkap roket pendorong Starship, yang dikenal sebagai Super Heavy, sekembalinya ke permukaan bumi. Super Heavy tak dijatuhkan di lautan, melainkan langsung kembali ke menara peluncurannya di Starbase, Texas Selatan.

Uji pada Kamis lalu diharap mengulangi keberhasilan uji yang kelima pada Oktober lalu. Saat itu lengan pencapit di menara peluncuran berhasil menangkap dan mendudukkan kembali Super Heavy di atas landasannya.

Seperti dikutip dari laporan Space.com, misi itu sukses pada Kamis lalu. Super Heavy kembali ke dalam pelukan lengan pencapit dengan mulus sekitar tujuh menit setelah peluncuran. Dengan langsung kembali ke landasan, SpaceX bisa mempersempit rentang waktu antar-peluncuran.

Tapi, tak semua berjalan mulus pada Kamis lalu. SpaceX hilang kontak dengan Ship, roket di bagian atas Starship, sekitar 1,5 menit setelah Super Heavy berhasil ditangkap di landasan atau 8,5 menit sejak peluncuran. Seluruh enam mesin Raptor milik Ship terbakar, mesin langsung drop, disusul hilang kontak.

"Kami kehilangan semua komunikasi dengan roket—hal itu pada dasarnya memberi tahu kami bahwa ada anomali pada bagian atas," kata Manajer Komunikasi SpaceX, Dan Huot, yang beberapa menit kemudian mengonfirmasi bahwa roket tersebut hilang.

Seharusnya, jika tak terjadi ledakan, Ship masih akan meluncur cukup jauh sebelum jatuh kembali ke bumi di Samudera Hindia di pantai barat Australia, sekitar 66 menit setelah peluncuran. Itu seperti yang dilakukan dalam tiga uji peluncuran sebelumnya.

Uji ketujuh ini juga sebenarnya disiapkan untuk menampilkan kemampuan baru dari Ship. Sekitar 17,5 menit setelah lepas kanas dari bumi, roket bagian atas itu sejatinya akan melepaskan 10 dumi satelit. Satelit-satelit tiruan itu dibuat dengan ukuran dan bobot yang sama dengan generasi Starlink berikutnya.

Uji coba itu akan sangat penting karena SpaceX memproyeksikan mengandalkan Starship untuk menyelesaikan pembangunan megakonstelasi Starlink. Saat ini kontelasinya telah terdiri dari hampir 7 ribu satelit di orbit rendah bumi dan akan dibuat menjadi lebih dari 40 ribu.

Rencananya pula, para dumi satelit itu akan mengikuti trayek suborbital Ship, dan terjun ke Samudera Hindia. Sebagai catatan, Ship yang kali ini diluncurkan lebih panjang 6,5 kaki karena adanya beberapa pembaruan dan modifikasi.

Sebanyak enam kali uji peluncuran Starship sebelumnya dilakukan dalam rentang April-November 2023 dan Maret, Juni, Oktober, dan November tahun lalu. SpaceX menguji penangkapan kembali Super Heavy pada uji keenam tapi terjadi masalah komunikasi dengan menara peluncuran.

Dampaknya uji lengan capit menangkap Super Heavy dibatalkan, dan roket dialihkan jatuh di perairan Teluk Meksiko.

SpaceX mengembangkan Starship, roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat saat ini untuk membantu manusia menetap di bulan dan Mars, di antara misi lainnya.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.