
KEDIRI (Lenteratoday) - Pj Wali Kota Kediri Zanariah ikut berbagi pada program Sekolah Bagi Perempuan Bekal Tantangan Hidup di Masa Depan Nanti (Selimut Hati), Senin (7/10/23).
Zanariah membagikan program tersebut dalam talkshow Sweet Seventeen di BE Radio Indonesia. BE Radio Indonesia merupakan radio yang dikelola Direktorat Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) BKKBN.
Zanariah mengungkapkan program ini berawal dari ide awal Pemkot Kediri melalui Tim Penggerak PKK sebagai respon atas maraknya kasus kekerasan seksual dan pernikahan dini di Kota Kediri pada waktu itu.
Sasaran utama Selimut Hati adalah remaja putri usia 13-17 tahun yang berasal dari 46 kelurahan se-Kota Kediri. Pada setiap batch atau periode, program ini diikuti sekitar 300 hingga 900 remaja putri. Pada pelaksanaan Selimut Hati 2024, selain remaja putri, juga menghadirkan orangtua atau wali murid.
Data dari Kantor Kemenag Kota Kediri menunjukkan pada tahun 2019 terdapat 314 remaja di bawah 18 tahun yang menikah, dan pada tahun 2020 angka tersebut mencapai 256 kasus. Selain itu, Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) juga memprioritaskan penyelesaian terhadap 5 isu pada periode 2020–2024.
Di mana salah satunya khusus bagi perempuan adalah 'peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender'.
“Maka sejalan dengan amanat tersebut kami menyajikan program Selimut Hati dengan berbagai materi edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemberdayaan perempuan Kota Kediri. Khususnya remaja putri, terkait bagaimana menghadapi berbagai tantangan kehidupan," ungkapnya.
Hal ini dilakukan agar edukasi pada remaja putri juga bisa diketahui dan diperkuat orangtua. Sehingga, selepas mengikuti Selimut Hati, anak dan orangtua bisa memiliki pemahaman yang sama serta berperan saling mengingatkan.
“Selain itu kader PKK kelurahan juga kami libatkan sebagai pendamping dalam kegiatan ini. Mengingat kader PKK inilah yang lebih sering bertemu dan dekat dengan masyarakat," ujar Zanariah.
Pj Wali Kota Kediri menjelaskan pelaksanaan program Selimut Hati biasanya berlangsung dua hari dan mencakup berbagai materi. Pertama, kesehatan reproduksi remaja yang memberikan informasi tentang perubahan fisik dan hormonal pada masa pubertas.
Kedua, manajemen emosi dan komunikasi positif, yang mengajarkan cara mengelola emosi dan berkomunikasi secara efektif dengan orang tua dan lingkungan sekitar. Ketiga, kesadaran tentang hak-hak perempuan yang memberikan pemahaman tentang hak-hak perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Keempat, membangun daya resiliensi gen Z dan gen Alpha yang menanamkan kemampuan untuk beradaptasi dan menghadapi stres atau tekanan dengan baik.
Kelima, kemampuan kewirausahaan dengan memberikan edukasi dan skill berwirausaha untuk menumbuhkan kesadaran remaja putri dan perempuan agar bisa membentuk kemandirian dalam aspek finansial. Materi-materi tersebut juga disampaikan oleh narasumber yang ahli di bidangnya.
“Seperti dokter spesialis kandungan, psikolog, motivator, entrepreneur, dan praktisi hukum. Beberapa narasumber yang pernah memberikan materi di Selimut Hati ada dr. Boyke, dr. Lula Kamal, Nilam Sari owner franchise Kebab Baba Rafi, Kalis Mardiasih dan Vera Itabiliana seorang psikolog," jelasnya.
Ditambahkan dengan konsep pendidikan non-formal, dikemas secara kasual dan interaktif, diyakini edukasi yang diberikan melalui Selimut Hati dapat mudah diterima dan memberi kesan mendalam pada para remaja putri.
Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi