
KEDIRI (Lenteratoday) - Indeks perkembangan harga (IPH) yang terjadi pada beberapa komoditas tiga minggu terakhir tidak berpengaruh secara langsung terhadap Kota Kediri sebagai kota Indeks Harga Konsumen (IHK).
Pernyataan itu disampaikan Kepala Bagian Administrasi Perekonomian sekaligus sebagai sekretaris TPID Kota Kediri, Tetuko Erwin Sukarno usai mengikuti rapat koordinasi bersama Kementerian Dalam Negeri yang digelar secara daring membahas langkah konkret pengendalian inflasi di daerah tahun 2024, .
Rilis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim), Selasa (24/09/2024) menyebutkan, rapat itu sendiri berlangsung sehari sebelumnya, Senin (23/9/2024).
“Berdasarkan paparan Deputi Bidang Statistik BPS pada rapat koordinasi pengendalian inflasi yang diadakan oleh Kementerian Dalam Negeri hari Senin kemarin, bahwa pada M3 September 2024 kenaikan IPH di Pulau Jawa hanya terjadi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.Hal ini tidak berpengaruh terhadap Kota Kediri karena di kab/kota sekitar tidak terjadi kenaikan IPH,” jelas Tetuko Erwing, Selasa (24/9/2024).
Bahkan, Erwin mengatakan Kota Kediri selama 4 bulan berturut – turut (Mei, Juni, Juli dan Agustus 2024) mengalami deflasi. Faktor yang paling mempengaruhi adalah karena beberapa komoditas pangan utamanya Bawang Merah menunjukkan tren penurunan harga pada 4 bulan terakhir.
Erwin menambahkan, untuk menjaga inflasi bulan ini tetap terkendali Pemkot Kediri telah menyiapkan beberapa Langkah intervensi. Yakni melaksanakan kegiatan pencatatan harga komoditas pangan di beberapa pasar di Kota Kediri untuk melihat tren harga dari masing-masing komoditas pangan.
Selain itu pada bulan ini juga dilaksanakan Gerakan Pangan Murah sebagai salah satu cara untuk menjaga keterjangkauan harga utamanya pada komoditas yang menunjukkan tren kenaikan harga.
“Dengan pelaksanaan pencatatan harga komoditas di beberapa pasar di Kota Kediri ini diharapkan bisa menjadi early_warning_system untuk kemudian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Kediri dapat mengambil kebijakan yang tepat,”. Pungkas Erwin.
Sebelumnya pada rapat koordinasi Pemkot Kediri bersama seluruh pemerintah daerah se-Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Ir. Restuardy Daud. Kegiatan tin juga mengundang Deputi 3 Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden, Bapanas, BPS, Perum BULOG, Kejaksaan Agung, Satgas Pangan Polri, Perwakilan TNI, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian.
Dalam arahannya Ir. Restuardy menyampaikan indeks perkembangan harga (IPH) yang mengalami kenaikan cukup tinggi pada minggu ke-3 September 2024 yang terjadi di beberapa daerah. Dengan beberapa komoditas yakni minyak goreng, bawang merah, daging ayam ras, bawang putih dan beras.
Selain mengendalikan harga komoditas yang meningkat cukup tinggi, Ir. Restuardy juga mengimbau seluruh kepala daerah untuk mencermati perkembangan harga yang turun cukup besar terutama yang jauh di bawah harga pasar yang telah disepakati. Hal ini agar dua kepentingan masyarakat baik pembeli dan produsen bisa dijaga bersama.
Selanjutnya disampaikan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga minggu ke-3 oleh Pudji Ismartini Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS. Pudji menyampaikan perkembangan inflasi September secara historis dari 2020-2023. Secara umum terlihat dua tahun terakhir di September mengalami inflasi. Dengan beberapa komoditas yang pernah memberikan andil inflasi seperti: minyak goreng, sigaret kretek mesin dan beras.
Ditambahkan, secara nasional, jumlah kabupaten atau kota yang mengalami penurunan IPH pada M3 September 2024 lebih banyak dibandingkan kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH.
Lebih lanjut, Pudji memaparkan perkembangan beberapa komoditas yang mempengaruhi perubahan kenaikan IPH sampai dengan minggu ke-3 September 2024. Antara lain minyak goreng, bawang merah, daging ayam ras, bawang putih, beras, telur ayam ras dan gula pasir. Namun demikian harga beras, bawang merah dan bawang putih mengalami penurunan harga dibanding bulan Agustus 2024.
Kemudian, Sestama Badan Pangan Nasional (Bapanas) Sarwo Edhy menyebut beberapa komoditas di tingkat produsen dengan harga di bawah HAP yang perlu menjadi perhatian, diantaranya bawang merah, telur ayam ras, kedelai biji kering dan ayam ras pedaging.
Sedangkan di tingkat konsumen dengan harga di atas HAP diantaranya beras medium zona 3, beras premium zona 3 dan beras medium zona 2. Sebagai tindak lanjut hal tersebut, Bapanas menyampaikan aksi dan strategi yang dilakukan dalam rangka mengendalikan inflasi nasional. Diantaranya penyaluran beras SPHP, Gerakan pangan murah, fasilitasi distribusi pangan serta penyaluran bantuan pangan beras. (*)
Reporter: Gatot Sunarko/rls | Editor : Lutfiyu Handi