
SURABAYA (Lenteratoday) - RAPBN 2025 yang akan dijalankan Presiden Terpilih Prabowo Subianto diperkirakan akan defisit Rp 616,2 triliun (2,53% terhadap PDB). Defisit tersebut terjadi berasal dari selisih pendapat negara dan belanja negara.
Berdasarkan rancangan postur RAPBN TA 2025, pendapatan negara diproyeksikan mencapai Rp2.996,9 triliun, sedangkan untuk belanja negara mencapai Rp3.613,1 triliun. Sehingga terjadi defisit APBN Rp616,2 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa RAPBN 2025 dirancang pada masa transisi dan disusun dengan mempertimbangkan berbagai dinamika perekonomian global, kinerja fiskal, serta program prioritas Presiden Terpilih.
"Tahun 2025, risiko lingkungan global masih penuh ketidakpastian akibat berbagai faktor seperti tensi geopolitik yang semakin memanas, dampak perubahan iklim, teknologi dan AI, juga penuaan demografi di banyak negara maju yang berdampak pada perekonomian global dan nasional," tulis Sri Mulyani di Instagramnya, Sabtu (17/8/2024).
Dia menandaskan bahwa kinerja #APBNKiTa masih terjaga baik dan menjadi fondasi kuat untuk mendukung keberlanjutan, penguatan, dan akselerasi mencapai visi Indonesia Emas 2045. Hal itu juga juga sesuai dengan program presiden terpilih.
RAPBN 2025 dirancang fokus untuk mendukung agenda prioritas pembangunan, seperti peningkatan kualitas SDM melalui anggaran Pendidikan Rp722,6 triliun, Perlindungan Sosial Rp504,7 triliun, infrastruktur Rp400,3 triliun, Kesehatan Rp197,8 triliun, Ketahanan Pangan Rp124,4 triliun, serta Hukum dan Hankam Rp372,3 triliun.
Selain itu, RAPBN 2025 juga mendukung program Makanan Bergizi Gratis untuk memperkuat sumber daya manusia Indonesia sebesar Rp71 triliun dan Revitalisasi Sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan sebesar Rp20,3 triliun, yang keduanya merupakan program prioritas Presiden Terpilih.
"APBN akan terus dijaga kredibel, akuntabel, sehat, dan berkelanjutan agar mampu terus menjadi instrumen andalan untuk merespons berbagai tantangan," ujarnya. (*)
Sumber : Okezone | Editor : Lutfiyu Handi