21 April 2025

Get In Touch

Walikota Abu Bakar: Soal Covid-19 Masyarakat Kota Kediri Suka to The Point

Walikota Abu Bakar saat menjadi narasumber pada webinar yang diselenggarakan Universitas Kadiri.
Walikota Abu Bakar saat menjadi narasumber pada webinar yang diselenggarakan Universitas Kadiri.

Kediri - Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar penyampaian perkembangan Covid-19 penting dilakukan komunikasi secara visual dan langsung. Masyarakat itu tidak suka yang blasting sukanya yang to the point.

Hal itu disampaikan saat menjadi narasumber dalam webinar yang diselenggarakan Universitas Kadiri dengan tema Strategi Kebijakan Publik dalam Mendukung New Normal berbagai Kebijakan Kota Kediri di tengah Pengendalian Covid-19, Kamis (16/7/2020).

Webinar tersebut diikuti sekitar 730 peserta yang bergabung via zoom, youtube, dan media sosial. “Kita menggunakan aplikasi pesan singkat WhatsApp, instagram dan facebook. Maka saya buat video pendek sekali yang intinya perkembangan corona. Saya rasa itu efektif ya. Masyarakat itu tidak suka yang blasting sukanya yang to the point, ” ujarnya di salah satu bagian pemaparannya.

Awal paparan sebagai narasumber, Walikota muda ini menjelaskan kondisi terkini pandemi Covid-19 di Kota Kediri. Dimana saat ini Kota Kediri berada di zona orange, masih memiliki risiko cukup tinggi potensi penularannya.

Ditinjau dari kepadatan penduduk, Kota Kediri menjadi meeting point atau hubungan bagi daerah sekitar. Jika dilihat datanya, grafik-grafik ini sudah berpotongan di bulan Juni.

“Itu artinya tingkat kesembuhan sudah baik, tingkat yang penuloaran relatif sudah terkendali, tingkat kematian juga cuma satu orang. Namun per tanggal 15 Juli ini hampir berpotongan lagi antara yang aktif dan yang sembuh,” papar Abu Bakar.

Kondisi tersebut berarti Kota Kediri kembali ke zona agak berbahaya bagi masyarakat. Namun demikian tidak perlu khawatir, tapi harus paham protokol kesehatan dan jika kemana-mana harus hati-hati.

Langkah pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19, Pemkot Kediri melakukan tracing mendalam dan isolasi mandiri untuk lingkungan yang ada konfirmasi positif. Dimana Pemkot Kediri hadir membantu kebutuhan bahan pokok di lingkungan yang melaksanakan isolasi mandiri.

“Pencegahan dan pengendalian kasusnya luar biasa. Tracing nya memang dalam. Terpenting kita mendapatkan orang yang kena bisa kita deteksi secara maksimal. Alhamdulillah di Kota Kediri kita bisa maksimal dan segera kita lakukan tindak lanjut,” ujarnya.

Walikota Abu Bakar juga mengungkapkan lima tahapan yang dilakukan menuju Kota Kediri produktif dan aman. Pertama, tahap pra kondisi. Yakni, melakukan sosialisasi dan komunikasi publik secara masif, padat, jelas dan mudah dipahami dan menarik kepada seluruh masyarakat oleh semua unsur Gugus Tugas Kota Kediri.

Bekerjasama dengan Institusi Pendidikan Kesehatan di Kota Kediri untuk melaksanakan survei perubahan perilaku masyarakat Kota Kediri dalam penerapan protokol kesehatan. Kedua, tahap timing yang dilakukan dengan memastikan kesiapan fasilitas dan pelayanan kesehatan. Dimana di Kota Kediri ada 3 RS rujukan yang siap merawat pasien konfirmasi positif Corona serta didukung adanya RS Khusus Kilisuci untuk merawat pasien covid-19 tanpa gejala.

Mendorong Gugus Tugas Tingkat Kecamatan untuk mengawal kepatuhan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan sampai level RT/RW. Ketiga, tahap prioritas. Pada tahap ini dilakukan pembukaan kegiatan diprioritaskan pada sektor ekonomi yang esensial dengan kategori risiko penularan rendah dan menengah dengan dampak ekonomi tinggi.

Perlu diketahui di Kota Kediri sejak awal tempat perdagangan, seperti; pasar tradisional, toko, toko modern, pusat perbelanjaan, restauran, rumah makan dan cafe tetap beroperasi dengan penerapan protokol kesehatan, take away , dan pembatasan pengunjung 50 persen dari kapasitas. Sedangkan sektor hiburan dan wisata masih dilakukan penutupan karena risiko penularannya tinggi.

Keempat, tahap koordinasi. Sinergitas dan koordinasi antar seluruh stakeholder terus dilakukan Gugus Tugas Kota Kediri untuk memastikan bahwa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dapat dijalankan dengan sosialisasi yang masif dan tingkat kepatuhan masyarakat yang tinggi. Kelima, adalah tahap monev. Melakukan pembinaan yang baik dan tepat sasaran terhadap kedisiplinan dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan dilakukan secara terus menerus. Gugus Tugas melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. Serta penerapan reward dan punishment .

Sebelum memasuki New Normal, diterbitkan peraturan Walikota Kediri Nomor 16 Tahun 2020 tentang Pengendalian Kegiatan Hiburan dan Perdagangan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019. Tujuannya, membatasi kegiatan tertentu dan pergerakan orang untuk menekan penyebaran Covid-19 tanpa mengabaikan dampak psikologis masyarakat.

Perwali tersebut menjadi dasar pengendalian kegiatan, dan penindakan. “Kita harus batasi karena ketersediaan bed di rumah sakit kita hanya 1.700. Kita tidak bisa melayani secara bersamaan. Kalaupun dipaksakan 1.700 bersamaan maka yang hamil harus ditunda lalu yang sakit jantung juga ditunda,” imbuhnya.

Tak lupa Walikota Abu Bakar juga menjelaskan berbagai kebijakan yang diambil Pemkot Kediri, diantaranya; kebijakan pelayanan secara online. Bahkan musrenbang pun dilakukan secara online. Kebijakan perdagangan, dengan adanya pasar online, belanja instan dari rumah (Bi Imah), bermitra dengan Bukalapak, dan mall UMKM di instagram. Kebijakan metode pembayaran dilakukan secara non tunai dengan QRIS, E-Money, dan cashless.

Kebijakan kegiatan ibadah yang diatur dalam Perwali Nomor 21 Tahun 2020. Kebijakan pendidikan, apabila Kota Kediri masih termasuk zona merah, kuning, dan orange melalukan pembelajaran dari rumah atau daring. Namun apabila sudah masuk daerah zona hijau dengan seizin pemerintah kota dan orangtua baru dilakukan pembelajaran tatap muka secara bertahap. “Itu adalah kebijkan-kebijakannya. Saya rasa yang penting saat ini memiliki pemahaman dan perasaan yang sama. Terkait dengan physical distancing dan penggunaan masker,” pungkasnya. (gos)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.