20 April 2025

Get In Touch

Selama Enam Bulan 2.100 Orang Meninggal Akibat Laka Lantas di Jatim

Dirlantas Polda Jatim, Kombes Komarudin.(foto/ist)
Dirlantas Polda Jatim, Kombes Komarudin.(foto/ist)

TULUNGAGUNG (Lenteratoday) - Selama enam bulan terakhir, Januari sampai Juni 2024 lebih dari 2.100 orang meninggal akibat kecelakaan (laka) lalu lintas di Jawa Timur.

Direktur Lalu Lintas Polda Jatim, Kombes Komarudin mengatakan pada periode Januari hingga Juni 2024, jumlah orang yang meninggal dunia akibat laka lantas menurun 18 persen.

"Dari 2.600 lebih orang (meninggal dunia pada periode Januari-Juni 2023), di tahun 2024 ini kami berhasil menekan 18 persen sehingga sekarang ada 2.100 sekian (orang yang meninggal)," ujar Kombes Komarudin, Minggu(14/7/2024) malam di Polres Tulungagung.

Selain angka fatalitas yang menurun, angka kecelakaan lalu lintas di Jawa Timur juga mengalami penurunan signifikan jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Sebelumnya jumlah kecelakaan lalu lintas mencapai lebih dari 15 ribu kejadian, sedangkan semester awal tahun ini turun menjadi sekitar 12 ribu kejadian.

"Januari sampai Juni 2024 (angka laka lantas) masih cukup tinggi, walaupun dibandingkan tahun sebelumnya periode yang sama selama satu semester, kita telah mampu menekan angka kecelakaan sebanyak 13 persen," jelasnya.

Data di Direktorat Lalu Lintas Polda Jatim menyebut angka kecelakaan lalu lintas bertinggi terjadi di wilayah Sidoarjo, sedangkan angka fatalitas akibat kecelakaan tertinggi di wilayah Bojonegoro.

Komarudin menambahkan dari puluhan ribu kasus laka lantas tersebut, kendaraan yang paling banyak terlibat adalah sepeda motor dan disusul oleh angkutan barang atau truk.

"Yang paling memprihatinkan, urutan kedua itu adalah angkutan barang atau truk, urutan ketiga bus dan urutan keempat adalah kendaraan pribadi," imbuhnya.

Padahal berdasarkan jumlah populasi kendaraan, angkutan barang lebih sedikit jika dibandingkan kendaraan pribadi.

Untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas dan fatalitas, Polda Jatim menggelar Operasi Patuh Semeru 2024. Dalam operasi tersebut terdapat sembilan prioritas yang menjadi sasaran aparat kepolisian.

"Mulai dari (pengendara) anak-anak yang belum cukup umur. Sabuk keselamatan untuk roda empat, kemudian knalpot yang tidak sesuai dengan spektek (spesifikasi teknis) atau knalpot brong. Mengendarai kendaraan di bawah pengaruh alkohol dan sebagainya," imbuhnya.

Operasi Patuh Semeru digelar selama 14 hari, terhitung mulai 15 Juli hingga 28 Juli 2024. Operasi akan digelar secara menyeluruh di wilayah Jawa Timur, dengan melibatkan personel satlantas di masing-masing polres.

"Tahapan yang kami lakukan dimulai dari sosialisasi, penggelaran pasukan hingga penegakan hukum," pungkas Komarudin.

Sumber: detikJatim/Editor: Ais

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.