20 April 2025

Get In Touch

Bincang Politik Pilgub Jatim 2024 Berharap Muncul Penantang Khofifah - Emil

Para pembicara para Diskusi politik Pilgub Jatim 2024 Mencari Penantang Khofifah-Emil, Rabu (10/7/2024).
Para pembicara para Diskusi politik Pilgub Jatim 2024 Mencari Penantang Khofifah-Emil, Rabu (10/7/2024).

SURABAYA (Lenteratoday) – Siapa yang bakal menjadi penantang Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak dalam Pilkada Provinsi Jatim 2024 menjadi perbincangan hangat dalam Bincang Politik Pilgub Jatim 2024 bertemakan 'Mencari Penantang Khofifah - Emil' yang digelar Kelompok Kerja Wartawan Grahadi (Pokja Grahadi) di Hotel Kampi Surabaya pada Rabu (10/7/2024).

Dalam acara tersebut sempat muncul keinginan adanya penantang Khofifah – Emil untuk menjaga demokrasi di Jatim tetap berjalan baik. Bahkan, Sekretasi DPD PDI Perjuangan Jatim Sri Untari Bisowarno mengatakan pada akhir Juli ini PDI Perjuangan akan memutuskan siapa yang akan diusung untuk paju pada Pilkada Jatim.

Sekretaris DPW PDIP Jatim, Sri Untari Bisowarno memberi sinyal  bahwa partainya menyiapkan penantang bagi petahana. Ia menegaskan kalau PDIP tidak kurang kader untuk bisa maju di Pilgub Jatim 2024. Ia pun menyebut nama menteri dari PDIP. Seperti halnya Menteri Sosial Tri Rismaharini dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

"Di PDIP itu tidak kurang figur. Saya ada banyak pertanyaan kok gak Bu Risma? Memang dari 2018 surveinya tinggi. Tapi waktu itu beliau masih ingin meneruskan di Wali Kota Surabaya," ujarnya.

Untari pun memberikan clue kalau partai berlambang kepala banteng bermoncong putih akan mengumumkan pasangan calon yang akan diusungnya pada Juli ini. "Tunggu akhir Juli ya," ucapnya

Selain nama - nama menteri dari PDIP yang memiliki potensi untuk maju Pilgub Jatim 2024, Untari juga menyebut nama anggota DPR RI seperti Krisdayanti dan Ahmad Basarah. "Di DPR kita PDIP ada Mbak Krisdayanti, atau juga ada Pak Basarah," katanya.

Di satu sisi, Untari menyampaikan kalau PDIP Jatim menunggu arahan langsung dari DPP PDIP yang merujuk pada hak prerogatif yang akan diambil oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Karena, Jatim merupakan provinsi yang strategis bagi PDIP.

"Kongres PDIP ada tertuang AD/ART ketum memiliki hak preogatif. Jawa Timur ini provinsi strategis. Dalam sisi ekonomi, pemegang 14 persen ekonomi, kedua setelah DKI. Penduduknya kedua setelah Jawa Barat. Pemilihnya 31 juta orang. Hal strategis ini perlu kajian, telaah, sounding, mendengarkan suara masyarakat, kalau harus diputuskan, kita tidak ingin salah pilih," terangnya.

Sementara itu, Anggota Fraksi PAN DPRD Jatim, Agung Supriyanto mengungkapkan bahwa pihaknya berharap demokrasi di Jatim bisa berjalan dengan baik. “Saya berharap partai partai besar ini menyuguhkan demokrasi yang baik dengan tidak hanya satu calon yang diusung,” katanya dalam acara tersebut.

Lebih lanjut dia menilai memang kepemimpinan Khofifah - Emil sudah bagus. "Jauh hari pengusung Khofifah - Emil buat statement, DPW PAN Jatim sudah buat statement PAN Jatim usung Khofifah - Emil. Karena kredibel memecahkan masalah sosial dan politik di Jatim," ungkapnya.

Meski begitu, PAN Jatim ingin ada penantang Khofifah - Emil yang dimunculkan dari parpol yang belum menurunkan rekomendasi. Seperti PDIP, PKB, PKS hingga NasDem. Kita harapkan ada kontestasi. Kami ingin jago yang kita usung tahu kualitasnya. Kami ingin tahu ujian calon kami, maka perlu kontestasi," kata Agung.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD Golkar Jatim, Pranaya Yudha Mahardika mengungkapkan keinginannya untuk menjaga stabilitas politik sebab sebagai kunci pembangunan ekonomi. “Kami juga menyambut gembira ketika Khofifah Emil tidak berhadapan dengan bingung kosong,” tandasnya.

Kemudian dia juga mengatakan bahwa pertimbangan partai dalam mengusung Khofifah – Emil adalah untuk menjaga stabulitas politik. "Pertimbangannya stabilitas politik sehingga Golkar memutuskan mengusung Khofifah - Emil," katanya.

Sementara, Wakil Ketua DPD Gerindra Jatim MH Rofiq mengatakan bahwa sejak awal partainya sudah memutuskan mengusung Khofifah. Menurutnya kepemimpinan Khofifah di Jatim sudah bagus dan perlu dilanjutkan untuk periode kedua mendatang.

"Kita diajarkan Pak Prabowo menghormati, sopan santun terhadap orang. Dari awal kita mengusung Khofifah - Emil Dardak," katanya.

"Kita respect, kita hormati kepemimpinan Bu Khofifah di Jatim berhasil. Partai Gerindra sudah final usung Khofifah - Emil," tambah dia.

Sedangkan Wakil Sekretaris DPW PKS Jatim Frimainto Utomo menyampaikan bahwa partainya memilih intens berkomunikasi dengan parpol dan para kandidat bakal calon di Jatim. Hasil komunikasi itu dilaporkan ke DPP PKS untuk menjadi bahan pertimbangan.

"Kami ada tugas berkomunikasi dengan seluruh parpol di Jatim dan juga calon yang muncul, termasuk yang muncul di media sosial. Kami melaporkan hasil komunikasi ke DPP," katanya.

"Karena mekanisme Pilgub ini banyak diputuskan di DPP. Memang belum ada keputusan PKS untuk calon gubernur Jatim," tambah Utomo.

Sedangkan, Pengamat Politik Unair, Fahrul Muzaqqi berharap adanya penantang petahana yang segera dimunculkan untuk kontestasi Pilgub Jatim. Mengingat waktu pendaftaran hanya tersisa sekitar satu bulan lagi, yakni pada akhir Agustus 2024.

Fahrul melihat peluang itu ada di PDIP dan PKB yang bisa berkoalisi. Terlebih ada pernyataan Untari yang menyebut bahwa akhir Juli ini PDIP akan mengumumkan Bakal Cagub-Cawagub yang akan diusung untuk Pilgub Jatim 2024.

“Demokrasi elektoral itu bertumpu pada partai politik dan diharapkan menjalankan fungsinya secara ideal, tapi pada perjalannya partai politik masih dalam proses pematangan menjalankan fungsinya itu,” tandasnya.

Dia mengungkapkan, kalau seandainya Khofifah-Emil kandidat kuat tapi paling tidak ada pertarungan di level wakilnya dipertarungan nanti. “Kalau seandainya penantang potensial seharusnya ada perebutan wakil ini bisa terjadi tidak main aman. Saya berfikir ada tensi partai pendukung Khofifah tapi tidak terjadi. Ada efek lanjutan dan konstalasi nasional ada beberapa tokoh yang muncul tapi tidak ada padahal waktunya tinggal 40 hari,” tandasnya.

Ketua Pelaksana Diskusi, Achmad Faisal menilai diskusi yang digelar berjalan dinamis. Para peserta yang terdiri dari mahasiswa dan kalangan pers tampak sangat antusias dengan melempar sejumlah pertanyaan kepada narasumber.

"Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, acara diskusi ini merupakan wujud nyata Pokja Grahadi mengawal demokrasi yang lebih berkualitas," ungkapnya.

Mahasiswa UINSA, Iman, berharap acara diskusi ini dapat memunculkan figur pemimpin atau opsi Bacagub - Bacawagub Jatim 2024. Tentunya, figur itu dapat memberikan harapan bagi permasalahan yang ada di Jawa Timur.

"Kami harapkan muncul pemimpin yamg bisa jadi panutan, tuntaskan kemiskinan dan permasalahan di Jawa Timur. Kami mewakili generasi milenial dan gen-Z prihatin dengan pendidikan saat ini, mulai UKT hingga guru-guru yang kesejahteraan kurang," pungkasnya. (*)

Reporter : Lutfi | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.