20 April 2025

Get In Touch

Era New Normal Membawa Perubahan Budaya Organisasi, Bisa Lebih Baik atau Tergilas

Era New Normal Membawa Perubahan Budaya Organisasi, Bisa Lebih Baik atau Tergilas

Sidoarjo - Turbulensi dan ketidakpastian sangat tinggi, itulah fenomena yang terjadi saat ini akibat Covid-19. Kondisi ini telah mengubah banyak hal termasuk budaya organisasi.

Hal itu terungkap dalam International Webinar dengan tema A Cross Culture Perspective, Indonesian, and Gambian Organizational culture In the new normal, yang diselengarakan Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, Selasa, (30/6/2020).

Diadakannya webinar online melalui zoom meeting, dan You tube streaming ini bertujuan untuk mengupas dampak pandemic terhadap budaya organisasi, yang melihat dari dua sisi yaitu Indonesia dan Gambia.

"Kita semua tahu bahwa adanya physical distancing dan Social distancing telah mengubah perilaku manusia, yang tadinya occasional menjadi habitual hingga menjadi budaya organisasi baru yang terbentuk dengan adanya new normal," ungkap Hj. Muhafidhah Novie, SE., MM, Dosen FE Unusida selaku ketua Panitia.

Ia menambahkan, organisasi yang sukses adalah organisasi yang siap dengan perubahan. Artinya setiap dinamika yang terjadi organisasi pun mampu menyesuaikan.

Sementara Rektor UNUSIDA Dr H. Fatkhul Anam, M.S dalam sambutanya menyatakan bahwa Perubahan budaya organisasi tidak lepas dari peran pemimpin. Sikap yang harus ada pada pemimpin yang pertama adalah buffer artinya meyeimbangkan informasi, future oriented, dan controlling

"Yang kedua adalah Swam Intelligence, manage with simple rules, mengoptimumkan pola physical distancing/penyesuaian," ujar Fatkhul Anam, M.S

Lebih jauh, pria yang akrab dipangil pak Fatkhul tersebut, mengambarkan secara rinci tentang pentingnya penyesuaian kondisi dalam pandemi Covid-19. Misalnya mengubah meeting tatap muka dengan virtual, membagi pola kerja sebagian WFH dan sebagian WFO.

Kemudian, yang ketiga Change in how to work, merubah paradigma ideal worker, flexible work arrangement, perubahan jam kerja, sistem controling juga berubah. Sehingga pemimpin mampu Building the suitable organisation culture, membangun budaya organisasi yang tepat.

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Gibriel Badjie, HTC, BA, MM., dari School of Business and Public Administration University of The Gambia menjelaskan bahwa organisasi yang paling terpengaruh adalah bisnis swasta terutama di industri perhotelan, restoran, dan layanan transportasi. Organisasi di Gambia menganut budaya dan perilaku baru tetapi masih ragu apakah perubahan baru akan bersifat jangka pendek atau jangka panjang.

"Kepemimpinan organisasi menghadapi risiko dalam mengambil keputusan, harus mencapai keseimbangan antara laba organisasi dan kesehatan karyawan dan kesejahteraan di new normal untuk menciptakan kepercayaan, disiplin, dan kepercayaan dalam hubungan majikan-karyawan," tandasnya dalam bahasa Inggris.

Sementara narasumber, Zulifah Chikmawati, S.Sos.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo mengungkapkan bahwa organisasi dalam era new normal ini segala aktivitas dalam bentuk apapun harus selalu mmperhatikan protokol yang berlaku. Bisa jadi pasca pandemi ini menjadi suatu budaya perubahan perilaku dan pada akhirnya menjadi habit yang memunculkan budaya organisasi baru," paparnya. (pin)

Share:
Lentera.co.
Lentera.co.